visit on my page

Sunday, January 8, 2012

Melipir ke KOTA TUA JAKARTA (Djakarta - Batavia)

 Kota Tua
Mendengar kata kota tua mesti yang terlintas dalam kepala adalah "bangunan jaman belanda", "musium", bahkan "horor". hehe.. Tapi saya disini akan sedikit bercerita saja waktu saya melipir ke  kota tua Jakarta Indonesia untuk sedikit refreshing dan juga killing time.
Waktu itu saya dan My Huni keluar kota untuk liburan natal... singkatnya My huni malah mengisi liburan dengan judul "Sad Holiday". Yah kehendak yang membuat kehidupan, Simbah My Huni meninggalkan dunia untuk selamanya beberapa hari sebelum ada rencana kumpul2 keluarga besar. My Huni langsung pulang Semarang untuk setidaknya melihat batu nisan Beliau (simbah), karena memang tidak mungkin nyampe untuk melihat jenazah dan mengantarkan hingga tempat tidurnya yang terakhir. Ini cerita My huni selengkapnya...

oke... kita tinggalkan kesedihan, karena saya ingin bercerita tentang liburan. Selama My huni di Semarang, saya memilih untuk ke Tangerang tempat om-om dan bulik-bulik tinggal. Saya sangat menyesal tidak bisa menemani My huni untuk sedikit memberikan dukungan. Yah apalagi kalo tidak karena buru2 dan kantor saya yang tidak bisa seenak jidat buat ijin.. Saya tambah berfikir untuk tidak jadi karyawan saja dan memilih untuk buka usaha... Tapi yasudahlah dijalani saja dulu itung2 juga buat pengalaman...

Kami sepakat untuk ketemuan di gambir pada hari minggu untuk membeli tiket Damri ke Bandar Lampung karena seninnya harus masuk kerja. Kami bertemu di Stasiun Gambir sekitar pukul 10am dan langsung ambil antrian tiket bus Bandar lampung (loket memang ada di dalam stasiun). Untung masih dapat tiket, biasanya kalo ada libur panjang memang kadang kehabisan tiket.

Kami dapat tiket pukul 9pm. FYI ada 2X pemberangkatan malam jakarta-bandar lampung yaitu 9pm dan 10pm dan 2X juga untuk pagi 8am dan 10am. Wah masih ada 10 jam waktu kosong sebelum keberangkatan bus kami. Butuh 'sesuatu' untuk killing time nih... Akhirnya kita sepakat untuk melipir ke kota tua. disamping low cost, memang kita belum pernah ke sana... hihi... Kita titipkan barang2 yang segambreng ke penitipan (sejam 2000/tas; sejam 5000/loker-bisa muat 3 tas). Ya gpp lah daripada jalan2 bawa tas gedhe... makasih... Langsung cabut naik Trans jakarta dari depan stasiun transit di harmoni dan menuju jakarta kota (halte stasiun kota)..

Sampai sana nyebrangnya lewat trowongan euy... sudah kebayang bentukane kota tua dengan musium dan bangunan2nya yang klasik... Keluar trowongan.... taraaaa... terlihat langsung musium bank mandiri tepat dihadapan... weleh... kok sepi amat?? cuma ada satu satpam yang berjaga... "Pak musiumnya tutup Yak??" tanya kami dengan was-was. "Iya mas, ini kan hari "senin" semua musium tutup!!!" seperti geledek saja mendengarnya... Bayangan asiknya jalan2 di musium-musium kota lama Jakarta sirnalah sudah. FYI disana ada beberapa musium seperti musium Bank mandiri, musium bank Indonesia, dan musium bang madun... hehe yang terakhir ma koleksinya bakso sama mie ayam... oiya juga ada Musium Fatahillah, Musium Keramik dan Musium Wayang..

== Musium Bank Mandiri ==

== Musium Bank Indonesia ==
Yah walaupun harus menelan kekecewaan, seperti para pelancong yang lain (banyak yang kecele juga lho...) kita muter2 cari sesuatu yang bisa dinikmati... (oiya pokokmen dalam keadaan apapun yang namanya musium itu kalo hari senin ya tutup)
My Huni in front of MBI
Me, In Fornt of MBI
Kami punya ide untuk mengikuti beberapa rombongan yang berjalan kaki. Wuih... Bener, sekitar 200m dari pak satpam yang suaranya lembut tapi menggelegar tadi, ada city walk... Di area sekitar 1 hektar terpampang bangunan2 klasik nan menawan dan sudah sangat ramai orang2 disana bercanda ria (padahal semua musium pada tutup). Tapi yah dimaklumi lah long weekend kan waktunya jalan2 sama keluarga.


Museum Wayang
My Huni, Under The  Wayang's Museum

























Me, Under The Wayang's Museum
Wah, ada Cafe Batavia yang terkenal itu... Ada musium wayang, musium keramik, dan lain2. Dan... Buanyak banget orang2 menyewakan sepeda ontel disana (20.000/jam untuk single dan 40.000/jam untuk tandem). Yah kami memilih ntuk muter2 dulu dengan jalan kaki (namanya juga city walk) hehe... Lah setelah sejam jalan2 dan poto2 tentunya, lelah juga.
Museum Keramik

My Huni, standing in front of Museum Keramik


So Many 'Onthels' rented, there
Gedung Gubernur jaman Batavia menjadi Background
Setelah makan bekal yang telah kami bawa (banyak juga penjual makanan, tapi gak ada yang masuk selera) kami berniat untuk menyewa ontel dan sepedaan ke tempat2 yang lain seperti pelabuhan sunda kelapa, jembatan apa itu namanya lupa, dan tempat lain. Tetapi, karena sudah jalan pake kaki dan membayangkan betapa capeknya nanti, ditambah kami masih melakukan perjalanan jakarta-lampung (walaupun naik bus langsung) rasanya awaang2en (ga kebayang : jawa) akhirnya diurungkanlah niat itu...
Cafe Batavia

Cafe Batavia
Me, @Cafe Batavia
Kami malah beranjak dari sana untuk bersiap pergi ke tempat lain... Yeho... kami berniat untuk ke Monas... Sudah pernah kesana sih, tapi belum nyoba naik lift ke puncak, dan kami ingin sekali mencoba sensasi itu untuk mengobati kekecewaan perihal musium & hari senin tadi. Langsung saja ke halte trans Jakarta dan ambil jurusan Monas yang juga transit di harmoni...
The Incridible Monas
Is Monas Edible to Eat ?
Nyampe halte monas, kok kayaknya jalannya ke TKP jauh ya.... weleh awang2en lagi deh.... Tapi demi puncak Monas, kami terobos juga dengan jalan kaki. Huf.... hampir sekilo kali jalannya... rasanya kaki juga dah kudu di selonjor aja... Tapi kita ga sabar untuk segera muncak.. hehe... Tapai apa yang terjadi sodara-sodara ku yang saya hormati.... Gerbang masuk monas dikunci rapat.... Langsung setengah tenaga kita hilang menguap entah kemana... Dan obat musium hari senin serta hasrat ingin muncak... Langsung hilang begitu saja...
Cuma segini nih tinggi nya Monas

Monas dalam Jari Kami
Ndlosor lah kita disana meratapi nasib sambil nonton orang2 berseliweran... Sumpah BT buanget... mana jam baru menunjukkan pukul 4pm yang berarti masih 5 jam lagi untuk masuk bus... Sambil meratapi nasib, kami coba berfikir jernih untuk mengisi waktu yang ada. Terlintas untuk nonton, muter mall, atau bahkan tidur saja di area Monas... Lagi2 nasib kita lagi indehoi... Sekitar sejam di area Monas dan sempat makan pecel, turunlah hujan. What.... Langsung larilah kita, dan seketika diputuskan untuk ke stasiun gambir. Yah memang jarak Monas-Gambir ga jauh kok, paling 200an meter. Nyampe Gambir yang memang masih ada sekitar 3jam lagi keberangkatan bus, kami putuskan ngopi sambil menikmati donuts di Dunkin... Yah sambil ngobrol panjang lebar dan menunggu bus berangkat. FYI Dunkin Gambir hotspot internetnya tidak bisa. Waktu tak terasa hingga kita pun mandi (di kamra mandi stasiun, tarif mandi 3ribu rupiah) dan beberes untuk berangkat naik Damri.
Killing Time @ Dunkin Donuts, Stasiun Gambir
Huf... Killing time dan juga Killing feel akhirnya....

Bus membawa kami sampai Bandar Lampung dengan selamat...

After all, untuk selalu diingat bahwa:
MUSEUM IS FORBODEN FOR MONDAY (MUSIUM TUTUP PADA HARI SENIN)


Regards,

waw

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?