illustrasi from buruhmigran.co.id |
Zaman semakin gila memang. Susahnya
mencari kebutuhan hidup bahkan dirasakan oleh sebagian besar dari mereka yang
berstrata pendidikan tinggi. Mencari pekerjaan susah, sudah mendapat pekerjaan
pun kebutuhan seolah tidak pernah tercukupi. Yah, hingga berbagai macam daya
dan upaya pun ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup. Praktek curang alias
tanpa norma dan susila pun menjadi halal. Penipuan, pemalakan, perampokan pun
jamak dilakukan demi sesuap nasi. Hingga suatu hari saya menemukan “mungkin”
salah satu modus penipuan. Mari kita simak
Selepas saya menghabiskan masa cuti
saya di kampung halaman, saya melakukan perjalanan kembali ke kota tempat saya
bekerja. Yup, rute
Semarang – Lampung yang kerap kali saya tempuh dengan bus kali ini saya
pecah menjadi kereta api dilanjutkan pesawat. Kerata api menoreh pun sukses
saya cicipi untuk pertama kalinya (nanti akan saya review). Dari stasiun pasar
senen saya harus menuju bandara soekarno hatta. Sesuai rekomendasi dari teman
saya, dari st pasar senen menuju st gambir bisa memakai beberapa pilihan. Bus kopaja,
bus trans jakarta, bajaj, atau pilihan terakhir tentunya taksi. saya pun memilih
kopaja p20 jurusan pasar senen – lebak bulus untuk menuju ke stasiun gambir
yang akan dilanjutkan dengan bus khusus dari stasiun gambir menuju bandara
soetta nantinya. Bus kopaja ini ada yang reguler dan ada yang AC, saya sarankan
memilih yang AC karena armadanya lebih manusiawi. Bukan soal bus yang akan saya
ceritakan tentunya. Namun pengalaman saya saat menuju terminal pasar senen.
Dengan kaos oblong dan celana pendek
yang saya kenakan saya pun menenteng sebuah tas ransel besar dan sebuah tas
slempag kecil. Mungkin mirip pelancong atau pendatang baru. Tepat saat saya melintas
di depan terminal, ada pria paruh baya yang “sepertinya” sengaja mengambil sebuah
bungkusan di dekat kaki saya saat berjalan. Sebenarnya saya masa bodo saja dengan
peristiwa itu. Hingga pria tersebut seakan “berusaha” berjalan disamping saya
sembari menunjukkan barang temuannya dengan sangat berhati-hati (baca
sembunyi-sembunyi). “Wah, mas saya nemu ini di sana tadi” kata pria itu
setengah berbisik. Saya pun tidak begitu merespon tingkah pria tersebut. Hingga
dia menunjukkan bungkusan yang ditemukan dengan tetap berjalan di samping saya.
“Emas mas, 6 juta” bisik pria itu lagi dengan menunjukkan sebagian isi bungkusan
tersebut. “Diam-diam saja ya mas, nanti kita bagi dua”. Saya pun mulai
“tertarik”.
ilustrasi from scofany.com |
ilustrasi from indonetwork.co.id |
Dengan sedikit rayuan, saya pun
sukses dibawa ke tempat yang aman (baca sepi). Setelah bungkusan kecil itu
dibuka, saya melihat plastik kemasan yang biasa untuk menyimpan perhiasan dari
toko emas. Di dalamnya ada secarik kertas yang saya tahu itu nota pembelian
dengan tulis tangan kurang lebih “toko emas blablabla, 1 buah, 29 gr, Rp
6.500.000,-“ itu saja yang saya ingat. Dan tentu saja 1 buah perhiasan berupa
kalung. Tentu fantasi segera bekerja melihat nota berbanderol jutaan itu. Kami
pun memikirkan solusi terbaik untuk membagi harta gono-gini tersebut. Pria itu sempat
menawarkan untuk dipotong saja dan dibagi 2. Dengan reflek saya pun menolak
solusi itu karena jelas akan menghilangkan nilai dari perhiasan. Saat saya tawarkan
untuk dijual saja, pria itu gantian menolaknya dengan alasan nota tertanggal
hari itu. Karena saya dan dia ada keperluan mendadak, saya harus segera
melanjutkan perjalanan dan dia mengaku tergesa-gesa akan berangkat kantor, maka
solusi tinggal 2 pilihan.
Yup, dia yang memberikan saya uang
dan barang dia yang pegang, atau sebaliknya. Saya sebenarnya tertarik pada
solusi pertama, saya diberi uang dan barang silahkan dia yang pegang (toh saya
tidak dirugikan namun kurang diuntungkan saja). Saat kami membuka dompet masing-masing,
terkejutlah saya bahwa di dompetnya tidak ada uang sepeser pun. Akhirnya dia
menawarkan sebuah solusi yakni barang saya yang bawa, tapi saya harus
memberikan jaminan berupa uang yang ada di dompet saya tentunya dengan janji
dia akan segera ke kantor untuk meminjam uang sebesar Rp. 3.000.000 untuk
kemudian diserahkan kepada saya dan barang menjadi miliknya. Saya pun
melayangkan interupsi, bagaimana jika saya tidak usah memberi uang jaminan
namun saya ikut ke kantor pria tersebut (sama-sama tidak dirugikan kan?). Namun
pria itu menolaknya dengan alasan saya saat itu memakai celana pendek dan haram
masuk kompleks kantornya. Wuih, saya pun mulai mencium bau tidak sedap. Kantor
yang seperti apa yang mempekerjakan karyawan yang di dompetnya tak ada sepeser
uang pun, meski klimis tapi tak menenteng tas atau berkas apapun.
Sekali lagi dia menyodorkan solusi
versinya dengan janji tidak akan lebih dari 1 jam dia akan segera kembali. Saya
pun bersikeras dengan prinsip saya. Kalau dia ke kantor atau kemana saja saya
harus ikut. Akhirnya dengan nada agak tinggi dia berujar “timbang duit 600 ribu
saja (uang jaminan saya) dibanding 6 juta (harga perhiasan) tidak mau ngasih,
itu tidak ada sepersepuluhnya..., sini barangnya buat gua ajah, wong saya yang
nemu kok situ yang mau nguasain”. Jiah... sapa yang mau nguasain, lha wong situ
yang bawa-bawa gua ikut terlibat (dalam hati saya). Karena yakin itu sebuah
modus, saya pun berucap “ yaudah sono buat lu aja nih”. Tanpa ba bi bu lagi
pria itu langsung pergi dengan langkah panjang dan cepat. Saya bengong dengan
kejadian yang baru saja saya alami.
ilustrasi form drwox.com |
Well, apakah itu salah satu modus
penipuan? Menurut saya iya. Tapi belum terbukti selama perhiasan itu dicek
keasliannya. Jika itu sebuah penipuan, alangkah gila nya zaman sekarang ini ya.
Di tempat keramaian pun niat jahat tetap terpanjat. Saya sendiri hanya bisa
mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Jika memang penipuan, syukur lah saya
tidak kena. Kalau pun itu bukan penipuan, toh barang itu bukan hak saya. Mungkin
ada teman2 yang pernah mengalami juga? Monggo silahkan share dimari...
advertisements
Regards,
waw
itu Modus penipuan gan yang uda di set oleh pelaku & supir angkot gan.
ReplyDeletesyukurlah agan di berkati tidak jadi korban tsb.
iya gan. kalo masalah duit memang selalu berhati-hati alias #sensitif buat ane.. hehe
Deletehttp://www.kaskus.co.id/thread/542cc5cc96bde67f328b456d/waspada-penipuan-modus-baru-penemuan-perhiasan
ReplyDelete