Sesuai janji saya pada posting sebelumnya,
saya akan sedikit share tentang pengalaman saya naik kereta api. Bukan pengalaman
pertama naik kereta api, namun lebih tepatnya adalah naik salah satu spesies
kereta api untuk pertama kali. Kereta api menoreh namanya. Yup, kereta api
ekomoni AC jurusan Semarang (st. Tawang) menuju Jakarta (st. Pasar senen). Kereta ini
berhenti di beberapa stasiun yang dilewatinya seperti weleri, pekalongan,
pemalang, tegal, cirebon, arjawinagun, jatibarang, cikampek, karawang, bekasi,
dan jatinegara. Awalnya pada tanggal 21 September 2012 kereta api ini
menggantikan Kereta api Fajar Utama Semarang yang
berangkat dari Pasar Senen menuju Semarang Tawang pada pagi hari dan Kereta api Senja Utama Semarang
yang berangkat dari Semarang Tawang menuju Pasar Senen pada malam hari, lalu
pada tanggal 19 Agustus 2014 disusul dengan mengganti kedua rangkaian kereta
tersebut pada rute sebaliknya. Nama Menoreh diambil dari Pegunungan Menoreh, sebuah pegunungan yang
membentang dari Kabupaten Magelang hingga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,
serta Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (wikipedia).
Namun kini kereta api bisnis fajar utama
semarang sudah beroperasi dan berangkat dengan jadwal keberangkatan yang sama
dengan kereta api menoreh. Keduanya berangkat pagi hari pada jam yang sama. Bedanya,
rangkaian kereta api menoreh berangkat 2 kali dari stasiun tawang semarang. Jam
8 pagi dan jam 9 malam. Kereta jenis ini ternyata berbeda dengan kereta ekonomi
biasa. Memang saat ini kereta
ekonomi biasa pun sudah dilengkapi dengan AC (rumahan). Kereta ekonomi AC
menoreh mempunyai instalasi pendingin gerbong layaknya kereta argo. Hanya model
dan jenis tempat duduk saja yang menyerupai kereta ekonomi biasa. Gerbong yang
baru memberi kesan nyaman saat berada di dalam kereta menoreh. Suara magis nan
legendaris “pop miiiie, kopiii” itu pun sudah tak terdengar lagi di dalam gerbong.
Dan, semua penumpang yang telah memiliki tiket pasti akan mendapatkan tempat
duduk yang sesuai.
Saya sengaja memilih moda transportasi ini. Selain nostalgia, “mencoba” juga menjadi alasan utama. Dengan harga tiket setara dengan kereta api bisnis, menoreh menawarkan beberapa fasilitas lebih. AC pada menoreh yang cukup dingin itu bahkan tidak ada pada kereta bisnis. Gerbong yang bersih (entah karena baru atau memang maintenance nya bagus), display informasi di setiap gerbong, dan kamar mandi yang mantap (sekali lagi entah karena baru atau maintenance) menjadi nilai lebih. Anda pun bisa memesan makanan pada awak kereta atau menyambangi gerbong restorasi saat merasa lapar. Over all kereta ini nyaman. Kenyamanan tentunya berbanding dengan uang yang kita keluarkan. Tapi menurut saya masih rekomended jika harga tiket tidak lebih dari 200ribu. Pasalnya tiket dijual dengan banderol yang berbeda-beda. Paling murah 120 ribu, 155ribu diatasnya, 185ribu (sudah hampir unrecomended), dan paling mahal nangkring di angka 215ribu. Jika memang sudah menyentuh angka 200ribu, mending ambil tiket kereta api eksekutif dengan rate harga level terendah.
Well, moda kereta api memang menjadi
idola saya. Selain bebas dari polusi udara jalanan, pemandangan menawan yang
disajikan, keselamatan pun ada pada level diatas moda darat lainnya seperti
bus. Semoga berguna...
advertisement
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment