Alarm untuk jadwal service berkala
belum berkumandang. Namun ada satu hal yang mengharuskan saya untuk berkunjung
ke bengkel resmi Yamaha. Pasalnya rantai motor vega R saya tetiba mengeluarkan
bunyi yang agak aneh. Berisik bin cerewet. Setelah diperiksa, ternyata
setelannya terlalu kendor. Alat tempur pun dipersiapkan. Dan, eits ternyata
sudah tidak bisa disetel lagi alias mentok. sebenernya mau dipotong juga bisa
sih. Namun, yang namanya rantai sudah molor kemudian dipotong untuk digunakan
lagi pasti akan memberi dampak buruk bagi keselamatan. Elastisitas dan struktur
nya tentu sudah tidak proporsional lagi. Lebih-lebih jika gear belakang sudah
pada runcing. Hukum wajib nya adalah ganti. Dan ke bengkel resmi adalah
schedule esok hari.
Sebenarnya bukan masalah ganti set
rantai yang akan saya share dimari. Namun saya kebetulan melihat penampakan
spesies baru yang dipajang di depan bengkel resmi Yamaha dengan label test
ride. Weleh, ini to yang banyak diperbincangkan insan otomotif dengan jargon
blue core ituh? Sambil nunggu distro (baca motor vega R saya) dieksekusi, saya
pun menyambangi spot tersebut. Maksut hati ingin mencicipi bagaimana performa
si core biru itu, tapi gak ada tuan rumah. Petugas penjaga test ride nya gak
ada. Mungkin sedang istirahat atau ke toilet. Satpam yang tahu saya celingak
celinguk disana pun menghampiri seraya berkata. “mau jajal motornya mas?”. “Iya
pak kalo boleh” sambar saya. Satpam itu kemudian berakting dengan muka tertawa
agak sungkan sambil menggaruk-garuk kepalanya. Waduh, kuncinya dibawa sama mas
yang jaga, mungkin nanti sebentar lagi kembali, tunggu dulu sebentar ya mas... Hmmmh
gagal deh mau jajal si penantang baru honda beat itu.
Yah, akhirnya Cuma bisa memandang,
menunggang dan menjepret motor yang berwarna kuning itu. Impresi ringan saya, bentuk
tampilan oke. Memang iya lumayan mirip dengan Honda Beat FI tapi ini lebih
sporty jika dibanding Honda Beat FI yang cenderung elegant. Jok cukup empuk,
riding position proporsional. Namun ada satu yang memang mengurangi
kesempurnaannya. Yup, bannya masih cungkring. Yamaha memang terbilang agak
pelit untuk si karet bundar type skutik mereka. Segmen premium saja tidak semua
diberi ban gambot apalagi yang entry level. Sungguh berbeda dengan kompetitor. Mungkin
untuk mengejar akselarasi, Yamaha melakukan hal ini, selain cost tentunya. Well,
apapun itu over all saya mengatakan generasi mio terbaru dengan nama Mio M3 125
ini ciamik, cekli lah kali orang jawa bilang. Hehehe... Finally saya hanya bisa pulang dengan rasa penawaran. Bagaimana riding feeling gen teranyar Mio itu ya. mungkin kapan-kapan bisa mampir sana lagi. Oiya, anda yang juga penasaran bagaimana tunggangan Mio M3, silakan ngapelin bengkel resmi yamaha dan jajal langsung disana. semoga berguna...
Regards,
waw
sama masbro...pengen nyobain...beda jauh ngga sama mio GT bini...soalnya modelnya lumayan keren nih...
ReplyDeletecoba aja bro mlipir ke dealer/bengkel resmi yamaha kalo lewat. biasanya ready unit test ride.
Deletediatas kertas beda dengan mio gt bro... dari tampilan dan kapasitas mesin sudah kelihatan. namun bagaimana "rasa"nya? hanya test ride langsung jawabannya...