Proyek pengukuran pembebasan lahan alias larap untuk bendungan Surumana melampaui 2 kabupaten yakni Donggala dan Sigi. Dan ini adalah salah dati tempat dimana perbatasan kedua kabupaten tersebut berada. Sungai, hutan dan pemukiman yang super terpencil. Bahkan ini lebih terpencil daripada Ongulara. Namanya dusun Likumariada. Disekitar sini lah (tepatnya sedikit diatas dusun ini) taksiran saya akan luapan air bendungan surumana mencapai. Letaknya sekitar 3 km dari dusun Bambakainu jika kita menyusuri sungai, dan memang jalan itu lah yang paling disarankan.
Sungai surumana memang membelah 2 kabupaten donggala dan sigi. Tepatnya di Kecamatan Wugaga dusun Likumariada. Ini adalah pemukiman yang sangat terpencil karena untuk mencapainya harus menyusuri sungai, hutan dan perbukitan. Saking terpencilnya dusun ini tidak muncul di halaman google map. Jika ditaksir dari desa Ongulara jaraknya bisa hampir 20 km dengan menyusuri bantaran sungai Surumana. Ya, jalan kaki tentunnya. Jangan bayangkan jalan kaki di pinggir sungai ya, ini jauh lebih ekstrim. Melipir tebing, menyeberang sungai dengan arus deras, naik turun bukit harus dilewati dulu untuk mencapai dusun ini. Ya jika kita berangkat dari Ongulara jam 6 pagi, paling juga sampai Likumarida jam 6 sore. Namun katanya, dari dusun ini ada jalur track motorcross ke arah pusat kecamatan Wugaga. Dan konon katanya cukup cepat jika dibanding melewati jalur Ongulara. Namun jika anda tidak punya motorcross, pasti anda akan lewat jalur ninja hatori tentunya.
Letak nya lebih tinggi dari bibir sungai Surumana, jadi pemukiman ini tidak akan tergenang luapan air bendungan insyaallah. Type, model, suasana dan lain lainnya tidak jauh beda dengan Ongulara dan Bambakaenu. Rumah panggung yang sama, jalan pedesaan yang mirip, dan warga yang serupa. Hanya saja saya ke sini hanya mampir sebentar untuk minta izin akan mengadakan kegiatan pengukuran di sekitar dusun kepada kepala dusun. Sekejap, merasakan udaranya, foto foto, kemudian melanjutkan kegiatan. Oiya, Diatas sana (jika menyusuri sungai Surumana) akan ditemukan Desa Lumbu lama. Tapi saya tidak berkesempatan sampai sana. anehnya, Desa Lumbulama sendiri masuk administrasi kecamatan Banawa Selatan dan Kabupaten Donggala sepertihalnya Ongulara ataupun Tanampulu. Entah pemerintah yang belum recognize dusun ini atau apa sehingga dusun Likumariada masuk ke beda kecamatan bahkan kabupaten. Tapi memang benar saya melihat KTP salahsatu warga dan menunjukkan kecamatan Wugaga Kabupaten Sigi (maaf yang ini gak sempat foto).
Jelas pemukiman seperti ini, terpencil dan berada tidak jauh dari sungai kehidupannya sangat menggantungkan pada sungai itu sendiri. Untuk pemukiman daerah, hidup tidak jauh dari sungai pasti menimbulkan kenyamanan. Beda jika pemukiman perkotaan, dekat sungai rasanya was-was. Semoga berguna...
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment