visit on my page

Saturday, November 30, 2013

Mencicipi Bumbu Desa - Bandar Lampung


“Bumbu Desa” merupakan salah satu tempat kuliner yang lagi naik daun. Tak terkecuali di kota Tapis. Yup, telah berdiri kokoh bangunan ‘yang tidak terlalu besar dan juga tak terlalu megah’ dengan judul diatas pintu utama bertuliskan “bumbu desa” berlogo khas sepasang cabe besar merah menyala. Nangkring tak jauh dari simpang 3 terbesar daerah kedaton, warung franchise itu berdiri. Hmm, sepertinya letak ini akan strategis karena bakal bersanding dengan mall terbesar di lampung wannabe (baca mall bumi kedaton). Dan saya minggu kemaren berkesempatan melipir ke tempat makan yang bercikal dari sunda itu bersama keluarga.
 



Mobil berjajar berdesakan pertanda bumbu desa memang sudah punya nama. Sempet jiper juga dengan imajinasi harga. Namun rasa penasaran menggugurkan semuanya. Masuk ‘warung’ clingak-clinguk dan memahami situasi. Kursi dan meja tertata biasa seperti warung makan kebanyakan. Tata ruang juga tidak ada yang unik. Namun ada beberapa hal yang menjadi deferensiasi disini. Menu ditata sedemikian rupa di etalase depan. Sepertihalnya warteg ataupun nasi padang namun desain interior etalase lebih bernuansa sunda. Sepintas aura ‘bumbu desa’ (yang sebenarnya) belum tidak terasa. Tak ada kostum ala pedesaan, tak ada pemandangan perkampungan, tak ada pula pajangan bumbu2 ala dapur rumahan.

 

Anda bisa melihat-lihat dulu menu yang dijembreng di etalase, atau anda langsung mencari tempat duduk yang nyaman. Pemesanan makanan bisa anda lakukan di etalase atau di meja makan dengan buku menu. Pilihan cukup beragam. Lauk pauk yang kumplit disempurnakan dengan syur mayur yang lengkap. Ini mungkin yang menjadi nilai jual. Saya kemudian mencoba ikan gurame pesmol. Yup, ikan gurame berukuran besar (cukup untuk 3 orang) kemudian disiram bumbu khas sunda (semacem asam manis gitu). Rasanya? Top markotop lah. Sambal dan lalapan dapat anda comot langsung sendiri di dekat etalase. Nasi? Bisa pilih biasa atau liwet (uduk). Minum pun juga cukup beragam namun tidak selengkap kudapannya. Anda bisa memilih tempat ber-AC maupun tidak. Kelengkapan seperti toilet dan  musholla pun menjadi standar keharusan.
 



Ruang yang cozzy, masakan yang nyaman di lidah, dan tentunya dilengkapi dengan harga yang masih masuk akal. Suasana sunda semakin terasa ketika sound system melantunkan kidung-kidung khas jawa barat. Serasa pulang kampung euy. Yup, bumbu desa menjadi pelengkap keberagaman kuliner di bandar lampung. Jika anda bosan dengan makanan yang itu-itu saja, silakan manjakan perut anda di sana. Semoga berguna...
advertisement


Regards,


waw

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?