Sudah
5 bulan kiranya saya mengenal android, sejak dipaksa move on dari blackberry
yang pensiun dini semenjak menemani saya nyemplung ke pantai alias berendam air
laut. Blackberry vs android memang paltform yang bertolak belakang meski basic
keduanya adalah sama-sama smartphone. Blackberry identik dengan tombol qwerty
nya sedang android dengan layar sentuh. Itu dari segi luaran. Kalo dari sisi
daleman blackberry terkesan lebih pelit spek dibanding rivalnya. Gadget
kalangan atas pada jamannya tersebut juga menawarkan OS yang lebih terbatasi.
Itulah yang membuat saya move on selain tentunya icip-icip barang baru (yang
ini sebenernya alasan utamanya.. hehe).
Asus
zenfone 4 menjadi most wonted saat kelahirannya. Gebrakannya pada smartphone segmen
bawah memang membahana. Spek yang menggiurkan (pada waktu itu) menjadi alasan
penggila gadget untuk memburunya. Bahkan tidak ada patokan harga yang bisa
dianut kala itu. Yang jelas harga melambung tinggi dari harga officialnya.
Entah ini permainan market atau memang fenomena yang biasa saja di dunia gadget.
Itu juga menjadi alasan saya memboyong handheld tersebut.
Namun
fenomena tersebut luntur setelah stok barang sudah mencukupi pasar. Harga pun
sudah menjadi realistis kembali. Saya pun mendapat harga tebus yang lumayan asoy
kala memesannya dari toko online terbesar lazada. nah, itu (harga) juga menjadi
alasan paling utama saya membeli smartphone tersebut. wkwkwk
Baik
sekarang saatnya mengupas riding feeling dari zenfone 4.
Desain
Ini
yg menjadi kebanyakan orang menilai. Dari sisi ini saya memberi penilaian yang cukup
bagus. Tidak terlalu polos (baca biasa) dan juga tidak terlalu mewah. Cukup
bagus lah untuk ponsel pintar entry level. Material cukup kokoh meski kesan
plastiknya masih cukup kental. Saya juga merasa dimensinya agak sedikit
panjang. Yup, abaikan tentang panjang dan lihat bezel bawah yang memang
menambah ke-kece-an dari desan zenfone 4 ini. Tombol power dan volume fine-fine
saja tidak ada masalah. Justru warna cromenya menambah lagi ke-kece-an. Penempatan
headphone jack dan micro usb juga oke-oke saja. Tampilan layar 4 inch nya juga
cukup jernih meski kurang nampol karena minim fitur IPS dan belum beresolusi
HD. Cukup dan bukan menjadi masalah besar bagi saya.
Zenfone 4 1600mah terlihat sangat tebal |
Back
case yang doff membuat saya cukup nikmat saat memegang tanpa takut terpelesat,
namun jika narohnya kurang hati-hati pasti akan membekas seperti tergerus
apalagi jika warnanya tidak hitam (ini terjadi pada kepunyan teman saya). Untuk
seri batre 1600mah kesan tebal sangat terlihat, apalagi jika ditambah hardcase
additional, wew tuebel cuy... Dan, perlu jemari yang terampil untuk membuka
casing belakang zenfone 4 ini. Pasalnya beberapa kali saya sukses meringis
karena gagal membuka, hanya coakan halus yang saya dapat akibat kuku-kuku mulus
saya.
Gorilla
glass 3 tidak menjamin bebas gores dan pecah. Buktinya layar zenfone 4 punya
saya sendiri. Saat jatuh dari ketinggian sekitar 0,5 meter langsung membekas
meski masih sangat samar. Goresan berat pasti saya dapatkan jika layar tersebut
tidak dilindungi gorilla glass 3. Namun akhirnya gorilla glass zenfone 4
tersebut mendapat goresan yang berat saat (mungkin diinjak anak saya). Sangat
jelas goresannya. Bahkan saya tidak percaya hal tersebut terjadi jika melihat
pembuktian ketangguhan gorilla glass 3 di youtube. Well, jangan lupa pasang
screen protector walau sudah ada perlindungan additional pada layar smartphone
anda.
Berkat
resolusi 5MP dan autofokusnya, hasil kamera juga cukup jernih meski tanpa
adanya LED flash sebagai pendukung. Warna dan kontras cukup bagus meski agak
terlihat buram saat dizoom. Jika pencahayaan cukup maka hasil jepretan akan
lumayan tajam. Namun jika pencahayaan kurang, noise yang muncul cukup banyak.
Kamera depan cukup lah untuk ber video call ria. Namun untuk selfie jelas
kamera VGA amat sangat kurang bisa diandalkan. Fitur-fitur kamera juga sangat lengkap untuk melengkapi pengalaman photografi anda. Hasil jepretan tidak perlu saya upload. banyak sekali yang memajang hasil jepretan HH ini di banyak homepage mereka. Lagian saya tidak jago jepret ntar malah amburadul hasilnya. Video recordernya juga cukup memukau. untuk sekedar mengabadikan momen tak terduga sih sudah sangat mampu.
Interface
Zen
UI andalan asus zenfone cukup membuat saya terlena (meski belum membandingkan
dengan interface lain). Pergerakan yang smooth, tampilan yang friendly, short
cut yang mempermudah aplikasi, dan lain-lain memang bisa diandalkan. Widget
yang tersedia juga cukup banyak, meski cuma saya gunakan segelintir saja. Namun
saya kok agak merasa bosan setelah 5 bulan memakainya ya? Apakah ini interface
nya yang kurang variatif atau mamang saya yang orangnya bosenan? Orang-orang
bilang sih opsi ke 2.
Tampilan interface dari OS kitkat by Zen UI zenfone 4 |
OS
Jelly
bean tidak pernak saya cicipi. Saya langsung upgrade ke kitkat meski pakai
kuota saking exitednya. Yah, over all oke lah. Multitasking mantab, pergerakan
layar smooth, dan multitouch pun lumayan ajib. Game menengah bawah juga bisa
dilahab dengan sukses. Saya tidak sempat menjajal game yang besar karena saya bukan
maniak game. Saya lebih menikmati game berat di konsol PS atau di PC. Dan
karena handheld ini masuk ke segmen bawah maka kurang lazim pula jika saya
paksa untuk bekerja di level atas. Asyiknya, kita bisa memindah app yang sudah
kita pasang di memory internal ke micro SD.
Ngelag atau error hampir tidak saya
temukan. Leg/Bug kadang muncul sesekali saja ketika mentengin jejaring sosial
atau browsing berjam-jam. Kadang zen UI launcher tidak responsif lagi dan perlu
optimize RAM untuk merefresh keadaan itu. Bahkan, sesekali hang dan harus
dishutdown dahulu agak bisa berjalan kembali seperti sedia kala. Tapi ini hanya
terjadi saat kita intens banget multitaskingnya. Meskipun tidak sering, saya
juga menemukan beberapa kali app forced close sendiri, entah itu issued dari OS
atau app yang minta upgrade, soalnya setelah saya upgrade, force closed tidak
muncul lagi di beberapa app. Kabar baiknya, asus menjanjikan bakal memberi
upgrade asus zenfone 4,5, dan 6 ke lollipop. Wah bakalan asoy dah kalo begini.
Oiya satu lagi. Untuk saya yang pengguna menegah, app yang terpasang juga gak
banyak, sisa di RAM rata-rata 200MB. Optimize bisa 400MB dan penggunaan
insentif bisa mencapai <100MB.
Batre
Nah
ini nih isu terbesar dari asus zenfone khususnya seri 4. Batre boros. Jangan
ditanya jika seri 1200mah. Sudah pasti kapasitas segitu habis dalam sekejap.
Lebih tepatnya bukan boros, namun kapasitas yang relatif kecil untuk menanggung
beban jauh lebih besar. Setelah batre diupgrade menjadi 1600mah masalah
tersebut lumayan teratasi meski dirasa masih kurang. Saya sendiri masih merasa
kapasitas segitu masih kurang untuk kebutuhan energi smartphone yang setidaknya
harus standby dari pagi hingga sore hari. Dengan kapasitas batre segitu saya
biasa charge kembali jam 12 siang dengan kondisi batre penuh jam 7 pagi dengan
intensitas pemakaian sedang menuju lumayan. Namun jika hanya standby menunggu
notifikasi masuk dan membalasnya saja, ketahanan batre bisa nyampai jam 3an
sore. Yang jelas jika anda orang yang aktif bersmartphone ria, pastikan
powerbank selalu menemani zeny 4 ini.
Namun kekurangan itu telah disempurnakan
legi oleh zenfone C yang mengusung kapasitas batre 2000an mah. Pasti kuat
seharian.
Selain
isu batre boros, handheld panas juga menjadi isu miring seri terendah pertama
zenfone ini. Lagi-lagi relatif. Panas, hangat, atau suam-suam kuku harus diukur
berdasar level suhu. Kalo Cuma diraba dan bilang panas itu sebenarnya belum
menjadi patokan. Namun menurut saya zenfone ini lebih cepat naik suhu badannya
saat digunakan kontinyu tanpa jeda. Ini relatif jika dibanding dengan handheld
lain. Dan ini mungkin ada pengaruhnya dengan batre yang cepat habis. Atau
sinyal provider juga punya andil? Atau benar procie intel punya karakter lebih
cepat panas? Atau saya saja yang bedjo dapat produk blenyon alias gagal produk.
Kesimpulan
Tapi
dibalik kelebihan dan kekurangannya, asus zenfone 4 ini termasuk smartphone
yang handal di kelasnya. Terbukti dari predikat most wanted yang pernah dia
sandang. Brand yang wellknown, kualitas yang oke, fitur yang melebihi harga,
dan beberapa keunggulan lainnya menjadi nilai lebih yang tak terbantahkan.
Selama memakai saya puas dan akan merekomendasikan kepada orang lain jika
ada yang butuh smartphone dengan kisaran harga diatas. Tentu dengan menjelaskan
kelebihan dan kekurangannya.
Untuk
newbi di kancah smartphone android, hendheld ini direkomendasikan. Bagi anda
yang menginginkan performa oke
smartphone dengan harga yang terjangkau, zenfone 4 solusinya. Namun bagi
anda yang malas membawa charger atau nenteng powerbank dan mengidamkan
smartphone yang adem, silahkan berpaling ke handheld lain.
Maaf jika ilustrasi fotonya minim. saya rasa deskripsi kata-kata akan lebih bermakna... hehe.. Jika
ada hal yang perlu didiskusikan, mari berbagi di kolom komentar. Terima kasih..
semoga berguna
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment