Bandar
Lampung, yang dulu termasyur sekali dengan julukan sejuta ruko, nampaknya akan
berganti titel menjadi “BERJUTA HOTEL”. Betapa tidak, beberapa tahun terakhir
ini kota yang terkenal dengan kain tapis tersebut bersolek besar-besaran. Banyak
sekali hotel-hotel bermunculan bak jamur di musim hujan. Dari hotel budget
hingga hotel bintang 5 dibangun di beberapa titik. Ada yang sudah beroperasi
dan ada pula yang masih dalam proses pembangunan. Sebut saja hotel POP yang
sudah mejeng di jalan Monginsidi, hotel 7th yang sudah nangkring di jalan dr
ridwan rais, dan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan. Nah kali ini saya
coba akan menampilkan beberapa gambar dari salah satu hotel terkenal yang baru
muncul di kota Bandar Lampung. Yup, HORISON.
Meski
jajaran pemerintahan negeri sudah melarang segala macam acara di hotel karena
alasan budget, hal tersebut tidak mengurangi hasrat para developer untuk
membangun hotel di tanah lada. Justru mereka seolah berlomba untuk segera
menyelesaikan pembangunannya. Perusahaan swasta yang nampaknya juga latah menganut
faham efisiensi pun sepertinya enggan untuk menghelat kegiatan-kegiatannya di
hotel. Mereka lebih memilih tempat pertemuan atau hotel yang low budget.
Pergerakan ekonomi dan mobilitas kota yang semakin trengginas mungkin menjadi
alasan utama berdirinya hotel-hotel di Bandar Lampung. Sebagai ibu kota serambi
sumatera pasti investasi ini akan mempunyai prospek yang menggiurkan ke
depannya.
Horison
salah satunya yang baru saja launching belum lama. Berdiri tegak di jalan
kartini tepat di poros kota seakan memberi fengshui tersendiri. Konsep yang
tidak terlalu megah bahkan hampir mirip hotel budget membuat hotel ini terkesan
tidak neko-neko. Imho yang minim di bidang perhotelan, horison akan lebih sederhana
jika dibanding sheraton ataupun novotel bahkan grand anugerah seklipun. Namun bangunan
yang cukup tinggi menasbihkan hotel ini menjadi bangunan termegah di sekitarnya
saat ini. Mari melipir ke bagian dalam. Tapi maaf saya tidak punya gambar
kamarnya karena saya tidak datang untuk menginap di sana.. wkwkwk
Masuk
ke plataran kita sudah disambut dengan ornamen lampung yang terkenal yakni
siger. Bagian parkir (yang lupa saya jepret) cukup bagus namun sepertinya
kurang luas. Hanya muat untuk tidak lebih dari 30 mobil. Kamar vs mobil tidak
seimbang. Tapi mana mungkin semua penginap membawa mobil? Justru kebanyakan
dari mereka tidak membawa mobil. Melipir ke bagian lobby. Kesan minimalis namun
elegan terpancar dari sini. Jauh dari kesan besar dan mewah. Hanya ada beberapa
tempat duduk dan tempat reseptionis di depan dekat dengan pintu masuk kaca.
Ada
terdapat satu kolam renang di belakang lobby. Namun lagi-lagi kesan minimalis
masih terasa disini. Kurang privat rasanya kalo ada banyak penikmat kolam
renang yang nyemplung. Anda bisa memakai lift atau tangga manual saat naik.
Aroma parfum kopi semerbak memenuhi ruangan lift saat saya masuk. Berbagai
ruang disini nampaknya sengaja diberi nama yang diambil dari nama-nama
kabupaten di propinsi lampung. Toilet cukup bagus dengan sisem siram elektrik
otomatis yang membuat saya sebagai orang udik ini sukses kebingungan. Dan
lagi-lagi kesan minimalis namun elegan saya rasakan.
Over
all cukup exited saat masuk ke hotel ini. Namun kesan megah masih jauh. Entah
ini versi mini atau memang buru-buru saat penyelesaian proyeknya saya juga
tidak tahu. Malah saya justru merasakan aura hotel budget di sini. Atau aura di dalam kamarnya yang
megahnya wah? Saya kagak tahu juga, lah wong masuk kamar juga enggak. Namun
jika menilik segala pernak-pernik sana sini saya kira kamarnya juga tidak jauh
dari itu. Masalah rekomended atau tidak saya tidak bisa memberi kesimpulan
soalnya ini hanya sekilat review. Review sesungguhnya jika saya juga share
tentang situasi dan kondisi kamar. Jadi, semoga review yang tak lengkap ini ada
gunanya...
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment