Ini tentang kisah yang sangat
memilukan. Separuh kehidupan keluarga kami direnggut oleh orang yang tak
bertanggung jawab. Coba silakan dipikir. Apa yang lebih penting dari air di
dalam kehidupan ini. Saya rasa itu kebutuhan paling primer dalam sebuah
kehidupan. Nah, kisah sedih hari ini adalah tentang alat penyedot air (baca
pompa) di sumur bor rumah yang kami tempati digondol maling. Sungguh terlalu
sekali orang ini. Barang sesepele itu pun diangkut. ckckck
Apa keuntungannya coba? Barangnya berat,
ngangkutnya juga pasti lebih susah dibanding nyomot duit/hp, kalo dijual paling
laku berapa sih, belum lagi resiko kalo ketahuan pasti digebuki. Memang di
zaman dengan ekonomi semakin susah seperti ini buanyak sekali orang nekat. Apalagi
ditambah dengan kemarau panjang. Orang alim
pun bisa banting stir jadi maling. Sudah tidak ada lagi akal sehat di kepala
mereka. Yang ada hanya otak kotor bagaimana caranya mengusir grup keroncong
yang gaduh di dalam perut. Bahkan cara yang haram pun mereka halalkan. Sekali lagi
sungguh terlalu. Era sudah smartphone tapi masih banyak kucing berkepala hitam
yang doyan nyomot punya orang.
Bagaimana tidak geram. Sudah beberapa
rumah di lingkungan mendapati pompa nya raib diangkut garong. Dan ternyata
rumah kami pun mendapat nasib yang serupa. Bukan masalah kerugian yang
ditanggung, paling juga 1 sd 2 juta kalo mau beli pompa baru lagi (heh... itu
juga duit woii...). Tapi lebih kepada attitude orang di zaman sekarang. Berita pembegalan
sudah memenuhi daftar siar di berbagai stasiun TV. Kekerasan juga tidak jarang
muncul di layar kaca. Belum lagi kebanyakan tontonan TV saat ini sudah kacau balau
bin tidak ada nilai moral sama sekali. Tv kini sudah sebagai bahan tontonan dan
hiburan paling andalan, bahkan mayoritas orang sudah kecanduan dengan TV. Tidak
bisa tidur kalo tidak lihat TV, tidak bisa istirahat kalo tidak lihat TV, tidak
bisa makan kalo tidak di depan TV, dan tidak bisa hidup kalau tidak ada TV. Sebegitu
tergantungnya manusia dengan TV. Lalu pantaskah jika siran TV diisi dengan
tontonan yang tidak ada nilai didiknya? Pemerintah memang harus lebih ketat
mengenai hak siar TV.
tutupnya hanya seadanya sih |
letaknya di luar rumah lagi |
Kembali lagi
ke pompa hilang. Asumsi, karena letak pompa di luar rumah tanpa adanya pengaman
seperti kunci atau semacam gembok membuat si maling lebih leluasa melakukan
aksinya. Namun sebenarnya, sudah 5 bulan lebih kondisi pompa tanpa proteksi
tersebut aman tanpa gangguan. Hingga suatu pagi saat akan mancing air (ritual 2
harian), kok pompa sudah tidak ada di tempatnya. Langsung mak DEG dah. Kalo nasehat
kawan sih, “semoga barang yang dicuri dapat menjadi manfaat bagi yang
mencurinya”. Wtf. Tapi ada benarnya juga. Kalaupun diratapi, pompa tak mungkin bakal
kembali. Kalaupun mencaci-maki, toh yang didapat hanya sakit hati. Dengan mendoakan
semoga berguna bagi yang mencuri, itu akan lebih baik karena akan dapat pahala
dan mendapat tenteram dihati itu sudah pasti. Kisah ini juga bisa jadi
peringatan dari Allah, “kamu itu kurang beramal, jadi perbanyak beramal!”. Semoga
bisa lebih banyak lagi amal jariah saya setelah ini.
Karana keuangan
perusahaan (baca isi dompet) sedang mengalami prahara, maka rencana untuk
membeli pompa baru pun diurungkan. Selain karena keuangan, ada alasan mendasar
lain yang membuat kami tidak membeli pompa baru dulu. Akhirnya saya rutin
setiap hari mengambil air (ngangsu) dari rumah tetangga sebelah. Sampai akhirnya
kami tidak enak, maka ngangsu air dari kantor pun kami jabanin. Dengan berbekal
5 buah galon yang kami beli dengan harga @30.000, kami pun mengisi ke-5 galon
tersebut penuh saat pulang kantor. Dan begitu terus setiap hari. Sampai saat
ini sih masih nyaman dengan cara itu. Mungkin sampai pompa baru bisa terbeli. Semoga.
Amin.
Bagi pencuri,
semoga barang kami yang anda ambil bisa berguna dan menjadi ladang amal kami. Dan
semoga anda akan segera terlepas dari jeratan ekonomi sehingga bisa meninggalkan
kebiasaan buruk anda yang merugikan orang lain itu. Amiin... semoga berguna...
Regars,
waw
No comments:
Post a Comment