visit on my page

Monday, January 14, 2019

Lumpia Gang Lombok, Paling Legend di Semarang


Oleh-oleh yang legend di kota Semarang? Ya Lumpia. Semua pengunjung dari luar kota selalu menenteng oleh-oleh dengan isi Lumpia untuk dibawa pulang. Yup, Lumpia selalu identik dengan Semarang. Jangan ngaku pernah ke Semarang kalau belum pernah makan Lumpia. Banyak sekali Lumpia dijajakan di semarang. Dari yang pinggir jalan hingga yang punya kios sendiri. Dari yang merek abal abal hingga yang sudah terdaftar. Namun, ada salah satu Lumpia yang selalu dicari oleh pelancong. Lumpia Gang Lombok namanya.


Kios atau kedai Lumpia Gang Lombok terdapat di Gang Lombok dekat klenteng Tay Kak Sie. Kedainya bahkan sangat sempit namun jangan tanya ramainya. Anda bahkan harus menunggu berjam-jam jika pesan beberapa besek (1 besek berisi 10 buah). Pasalnya banyak sekali pengunjung yang memesan berpuluh puluh buah untuk dijadikan buah tangan. Kedai ini buka jam 08.00 pagi dan tutup jam 17.00 sore. Namun jika anda ingin dapat lumpia tanpa antri dan menunggu lama, datang lah pagi-pagi. Jangan datang terlalu sore karena lumpai ini selalu habis sebelum jam tutup, apalagi saat liburan. Disini hanya tersedia 2 jenis lumpia yaitu kering dan basah. Kering berarti digoreng dan basah berarti tidak digoreng. Harganya sama yakni 15 ribu rupiah per buah (harga di awal tahun 2019). 


Ini adalah Lumpia dengan rasa paling aman dan nyaman menurut saya. Kalau anda merasa agak gimana saat memakan lumpia, ada rasa seperti gosong dan bau yang lumayan menusuk? Di lumpia gang lombok sensasi itu tidak terasa atau sedikit sekali terasa. Untuk orang awam yang jarang atau bahkan belum pernah makan lumpia akan masuk sekali rasanya dibanding lumpia dari merek lain. Tapi untuk orang yang lebih sering makan lumpia pasti akan memilih merek lain untuk mendapat sensasi yang saya sebut diatas. But, overall Lumpia gang lombok enak sekali rasanya. Sangat rekomended untuk oleh-oleh pengunjung untuk dibawa pulang. Atau bagi anda yang belum pernah mencicipi lumpia, coba dulu lumpia gang lombok sebelum mencicipi lumpia yang lain. 


Lumpia Gang Lombok adalah pioneer Lumpia di Semarang. Sejarah Lumpianya ternyata cukup panjang, kini kedainya telah berumur ratusan tahun dan telah dikelola oleh generasi ke 4. Pak Untung kepda Phinemo sang pemilik kedai sendiri tidak ingat sudah berapa tahun Lumpia Gang Lombok pertama berdiri. Yang jelas beliau diwarisi dari bapa nya yang sudah berumur 50 tahun kala itu. Kalau dihitung dari keluarga pertama sudah satu abad lebih. Lumpia gang lombok berawal dari kisah cinta pria tionghoa dan wanita jawa. Pria yang merupakan kakek buyut pak Untung bernama Tjoa Thay Joe meminang Winarsih wanita asal Jawa. Awalnya keduanya adalah penjaja kuliner. Sang pria berdagang makanan berbahan rebung dan daging babi dan sang wanita berjualan makanan berbahan kentang dan udang. Namun pada akhirnya mereka berdua bekerjasama menciptakan kuliner kebaruan berisi udang dan rebung yang dibungkus adonan tepung. Daging babi ditiadakan karena pada masa itu tak semua orang makan daging babi.


Dari dahulu hingga kini resep dari kakek buyut untuk pembuatan Lumpia selalu terjaga bahkan cara membuatnya masih manual tak jauh beda dengan zaman dahulu. Saya sempat mengintip dapur nya yang memang masih di dalam kios dan terlihat langsung oleh pengunjung yang datang. Pembuatannya manual menggunakan loyang besar. Rebung dicampur dengan bahan lain dalam satu loyang besar ditambah 50 butir telur dan dimasak secara manual oleh seorang koki. Kiosnya pun terbilang sempit, mungkin tidak ada 10m2. Bahkan jika anda ingin makan disana, tempat duduk hanya tersedia beberapa saja. Lebih baik dibungkus untuk dimakan dirumah, dan memang itu yang kebanyakan pengunjung lakukan.

Lumpia yang merupakan warisan kuliner Semarang patut untuk kita jaga. Bahkan Lumpia yang sudah menjadi edentitas kota semarang banyak sekali peminatnya. Anda yang belum pernah makan Lumpia, wajib untuk mencoba Lumpia gang lombok yang memang menjadi pelopor lumpia nya kota semarang. Semoga berguna...

Regards,

waw














No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?