Weekend.... waktunya pergi pergi. Untuk refresh otak selama seminggu traveling adalah hal yang wajib bagi kami. meskipun hanya melipir di suatu taman kota atau bahkan check in di hotel budget, setidaknya bisa mebuat hati bahagia. Kali ini kami memilih tempat yang tidak terlalu jauh dari kota Semarang. Rawa pening adalah destinasi kami saat ini. Tidak sampai 1 jam perjalanan dengan pesona alam yang oke, sepertinya pantas untuk dikunjungi. Berangkaaaat
Ada beberapa spot untuk bisa menikmati Rawa yang terkenal di antara Kota Salatiga dan Ambarawa ini. Namun kami lebih memilih Jembatan Biru. Benar saja tidak sampai 1 jam kami sudah sampai ke lokasi. Lewat tol, keluar pintu tol bawen, lanjut arah Solo, hingga ketemu jembatan, lalu putar balik dan masuk gang di sebelah barat jembatan. Kalau masih bingung buka map saja.
Masuk sini tidak dipungut biaya sepeserpun kecuali biaya parkir 5 ribu untuk roda 4. Karena memang spot ini tidak dibuat untuk pariwisata namun ternyata cukup menarik untuk dikunjungi. Parkir mobil lalu jalan kaki menuju Jembatan Biru. Kami melewati rel kereta api. Yup, setiap beberapa saat lewat diatas rel kereta wisata yang dari musium kereta ambarawa. Lain kali pengen naik kereta wisata ini. Pernah dulu ke musium kereta untuk naik kereta wisata namun tiket sold. Lepas menyeberang rel kereta, hanya beberapa jengkal kemudian masuklah kami ke jembatan yang panjang dengan dominasi warna biru. Jembatannya sih tidak spektakuler. Jembatan ini terbentang diatas sungai (sungai rawa pening) yang mengalir dari rawa pening ke arah utara (kalau gak salah). Entah untuk apa juga sebenarnya pembangunan Jembatan Biru ini. Saya tidak menemukan akses jalan umum sebagai penghubung. Nampaknya jembatan ini dibangun memang untuk tempat rekreasi.
Namun meski begitu, sensasi melewati jembatan ini cukup menyenangkan. Pemandangan perbukitan dan pegunungan membentang indag di pelupuk mata. Anak-anak saja sempat menggambar pemandangan tersebut. selain pegunungan, air rawa juga hal yang tidak boleh dilewatkan oleh mata kita. selain orang-orang yang rekreasi datang kesana, disana rupanya adalah spot memancing yang cukup populer. Pemandangan oke, suasana adem, dan ikannya banyak. Bahkan selain dengan kail, tidak sedikit pula yang menangkap ikan dengan senapan angin yang ditarik dengan benang pancing.
Puas menikmati pemandangan dan mondar diatas jembatan yang panjang, kami pun tertarik untuk naik perahu ke tengah rawa pening. Ada 3 paket yang ditawarkan. Standar berarti hanya samapi tengah dan balik lagi dihargai 60 ribu, ke kampung rawa dibanderol 120 ribu, dan satu lagi ke bukit cinta dengan tiket 200 ribu. Kami memilih yang standar saja, yang penting anak-anak suka. Perahunya cukup oke, kami melewati karamba, terus jaring besar (lupa namanya) dan sampai ke tengah rawa. Di tengah rawa kami bisa foto2 lalu balik lagi ke dermaga. Total perjalanan sekitar 1 jam untuk pulang dan pergi. Karena musim penghujan arus yang kami rasakan cukup lumayan di tengah rawa. Dan konon katanya (info dari teman) berperahu ke rawa pening sebenarnya adalah berbahaya karena ada yang namanya arus ... (saya lupa lagi). Pantas saja saat melintas di tengah rawa perasaan hati seperti menakutkan.
Cukup memuaskan untuk tempat rekreasi non tiket masuk. Suasana alamnya kena sekali. Apalagi bagi anda yang maniak memancing. Tempat ini patut untuk dikunjungi. Oiya, isyu tentang enceng gondok yg meraja lela di rawa ini ternyata bukan isapan jembol belaka. faktanya memang pemerintah sudah menurunkan alat berat untuk mengangkat enceng gondok yg amat banyak di rawa pening. Memang tidak serta merta langsung habis, masih ada sisa2 yang memang butuh efort lebih. Semoga masalah ini crpat teratasi...
Regards
waw
No comments:
Post a Comment