Tanampulu adalah nama sebuah Desa di Kecamatan Banawa Selatan. Letaknya di pertengahan jalan antara Watatu dan Ongulara. Setiap kali saya melakukan perjalanan dari Ongulara ke pusat kecamatan Banawa Selatan (Watatu) pasti saya akan melewati Desa ini. Desa ini jauh lebih maju jika dibandingkan dengan desa Ongulara. Masih sangat pantas kita sebut desa yang layak huni. Sungai Surumana juga melintas di Desa ini, makanya ada satu jembatan yang cukup terkenal (seantero Banawa Selatan) yang menyeberangi sungai Surumana. Namun, jembatan tersebut masih berupa tananan kayu yang rapih.
Letaknya cukup strategis namun masih tergolong terpencil (terisolasi). Pasalnya jalan dari Watatu ke arah desa ini banyak yang rusak parah. Seandainya jalannya bagus saja pasti desa ini akan semakin maju. Maski jalan banyak yang rusak, namun roda perekonomian masih berjalan tanpa hambatan yang berarti. Kendaraan roda 2 bahkan roda 4 sudah hilir mudik ke desa ini. Banyak toko kelontong yang buka di pinggir jalan menjajakan aneka barang yang cukup lengkap.
Sejatinya Desa Tanampulu ini adalah desa tempat banyak berkumpulnya para transmigran. Tidak kurang dari 20 suku yang menetap disana. Suku Bugis, Bali, dan Jawa yang paling mendominasi. Terdapat sekitar 700 kepala keluarga yang tinggal di atas tanah Tanampulu, memang sudah cukup ramai meski umurnya belum terlalu tua. Baru sekitar 8 atau 9 tahun yang lalu Desa Tanampulu mekar dari Desa Malino. Dan persis sebelum mekar, Desa ini pindah administrasi dari Kecamatan Marawola Barat ke Kecamatan Banawa Selatan. Bahkan ada 3 desa sekaligus yang pindah administrasi termasuk Desa Ongulara dan Desa Lumbu Lama. Semua informasi itu saya dapat dari beliau mantan Kepala Desa Malino periode 1986 sampai 2015. Karena saya pernah tinggal di rumah beliau sekitar seminggu saat melakukan proyek pengukuran jalan Watatu – Ongulara.
Karena dihuni oleh banyak suku, maka suasana majemuk amat sangat terasa disini. Warganya ramah ramah. Toleransi antar umat beragama dan antar suku pun dipegang erat. Masjid disana cukup bagus dan ramai, pura juga berdiri tanpa malu-malu. Tiap warga selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan rukun. Gaya hidup nya sudah jauh sekali dengan warga ongulara bahkan desa malino sekalipun. Karena letak desa Ongulara paling dekat dengan pusat kecamatan Banawa Selatan. Budaya dari luar desa sudah bisa berbaur dengan budaya dalam desa sendiri. Warga dengan sangat mudah keluarmasuk desa meski jalan nya rusak.
Tanampulu merupakan suatu tempat yang patut untuk saya kenang setelah Ongulara tentunya. Semoga menambah wawasan kita semua...
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment