visit on my page

Monday, October 1, 2012

Ngapain Suzuki Ikut Ngobok-obok Segmen Skutik Retro?

Akhir-akhir memang telah berhembus kabar yang cukup mengagetkan dunia roda 2 indonesia. Salah satu pabrikan Nippon bernama Suzuki disinyalir akan merilis salah satu produk all new mereka. Tunggangan tanpa gigi telah dipersiapkan untuk disebar seantero nusantara. Terlebih dengan tajuk skutik fashion seakan mengekor pada produk yang telah ditawarkan pabrikan Nippon lain sebelumnya. Dengan truk bak terbuka, Suzuki menebar produk baru yang diberi nama SUZUKI LETS itu ke berbagai jaringan dealer. Beda dengan pabrikan lain yang menutup rapat varian baru, justru Suzuki dengan bangganya mengeler (memperlihatkan dengan segaja red) varian barunya itu kepada public. Seakan memperkenalkan kepada khalayak bahwa akan ada skutik retro buatan Suzuki lahir. Tak ayal para pencari berita roda 2 pun semakin tergugah jiwa paparazinya. Nah, seperti yang telah kita ketahui bahwasanya segmen skutik sperti ini sudah digeluti pabrikan jepang lainnya, dan sepertinya bukan merupakan segmen yang empuk ginyuk-ginyuk layaknya skutik entry level. Namun, mengapa Suzuki ikut nyemplung? Itu yang harus kita jawab bersama.


Scoopy muncul duluan dan lumayan sukses
Pioneer skutik retro ini bernaung dibawah bendera pabrikan paling perkasa di Indonesia. Yup, Scoopy memang tidak sebentar melanglang buana di kancah skutik Indonesia. Cukup sukses dengan menggebrak segmen skutik yang itu-itu saja. Namun jika dilihat memang penjualan scoopy tidaklah semenjanjikan Beat.



Yamaha menyusul namun saat market sudah lumayan jenuh (IMHO telat)
Melihat kesuksesan Honda di segmen skutik retro, Yamaha “selang yang lumayan lama” kemudian ikut nyebur ke segmen ini. Dengan ‘sedikit’ deferensiasi yaitu pada desain dan konsep warna & stripping, Yamaha percaya diri untuk menjegal sang pioneer. Yamaha rupanya juga tidak rela membiarkan Honda main sendirian di segmen ini. Pada awal launching, cukup mendapat respon dari khalayak, namun selang beberapa bulan tak ada lagi gaung dari skutik retro yang diberi nama Mio Fino ini. Disamping promo yang kurang gencar, kejenuhan masyarakat disinyalir menjadi penyebab utama lesunya Fino.

Suzuki muncul kemudian saat market sudah benar-benar jenuh
Hingga titik ini sepertinya segmen skutik retro  sedang mengalami tingkat kejenuhan tertinggi. Dan anehnya Suzuki dengan percaya diri akan ikut menawarkan produk yang masuk kategori skutik retro. Ini merupakan keberanian tingkat dewa dari para petinggi ATPM. Betapa tidak, Mio Fino yang lahir duluan kemudian menuai kegagalan saja dianggap telat, apalagi dengan Suzuki Lets??




Harus punya diferensiasi (teknologi FI) & (harga kompetitif)
IMHO jika Suzuki tidak ingin gigit jari, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah “deferensiasi”. Yup key word tersebut memang benar merupakan kata kunci untuk menjawab masa depan Suzuki Lets. Kalaupun tidak mampu menciptakan deferensiasi dari segi desain, maka dapur pacu dapat menjadi modal utama. Membekali mesin dengan system injeksi merupakan kebijakan yang oke punya, mengingat produk para seteru masih mengadopsi system karbu. Ditambah dengan harga yang lebih kompetitif tentu akan menjadi pertiimbangan calon konsumen. Dengan seperti itu diharapkan dapat meladeni pabrikan seteru di segmen skutik retro. Setidaknya ‘ngrecokin’ eksistensi para pendahulu 


Suzuki akan melaunching Skutik Retro. Bagiman menurut anda semua? Semoga berguna...
Regards,

waw

4 comments:

  1. Yoih bro.... kalo udah injeksi terus harganya lebih murah, pasti laku... hehe

    ReplyDelete
  2. barangkali ingin mencoba peruntungan di segmen retro ini :D

    maklum namanya jg bisnis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi kalo ga ada deferensiasi yang mumpuni itu sama saja bunuh kediri gan...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?