(wikipedia) |
Ke Palembang dari Bandar Lampung
kita bisa menggunakan jasa travel ataupun bus. Namun saya dan istri sudah pasti
sangat memilih Kereta api sebagai moda transportasi. Yup, ada KA Limex untuk
versi eksekutif dan KA Rajabasa untuk kelas ekonomi. Limex menjadi pilihan kami
karena memang kondisi isri yang sedang tidak bisa backpacker travelling. Pesan
tiket di internet, kemudian bayar di loket stasiun Tanjung karang.
Jam 07.00 jadwal kereta bergerbong
tidak lebih dari 10 itu berangkat. Masuk gerbong, clingak-clinguk menimbang
situasi. Dan, feel memang selayaknya spesies KA Eksekutif. Letakkan badan di
jok, dan terasa lumayan comfort, AC pun dingin, dan yang penting ada colokan
listriknya. Aura KA Eksekutif jurusan Bandar Lampung-Palembang (dan sebalinya)
ini memang seperti umumnya KA eksekutif di Jawa (maklum baru kali ini naik
kereta ala Sumatera). Ada bantal, kaca jendela beraksen bulat, dan LCD besar turut
serta menghiasi interior gerbong. Selain gerbong eksekutif, lokomotof KA yang juga bisa disebut SRIWIJAYA ini juga menarik
gerong kelas bisnis. Mirip dengan KA Taksaka di jawa lajur selatan.
Uniknya, jika Kereta Api Eksekutif di
Jawa adalah jenis piyayi, maksutnya tak
perlu berhenti jika ada kereta jenis lain melintas, maka KA Eksekutif di
sumatera bagian selatan ini masih sesekali berhenti mempersilakan kereta jenis
lain melintas. Lho, kereta apa gerangan yang bernyali besar menghentikan sang
jendral? Yup, KA eksekutif LIMEX ternyata tunduk hanya dengan jenis kereta
barang. Weks, perkenalkan kereta yang paling bisa membuat sang raja rel hanya
bisa ndlongop. Namanya BABARANJANG. Sebuah kereta yang puuuanjangnya minta
ampiyun (sekitar 48 gerbong) dengan muatan batu bara. Dengan lokomotof CC 202 yang diklaim
paling berat di Indonesia dengan berat 108 ton. Dan perlu Anda tahu,
Babaranjang hanya ada di Sumatera bagian Selatan. Pantes saja, coba bayangkan jika kereta barang
itu berhenti, pasti lalulintas rel akan kacau bin semrawud. Doi tentu memakan lintasan rel yang tak pendek, belum
lagi gerbong yang ngeden tiap kali memulai
menarik lagi buntutnya yang sepanjang baruklinting itu.
Harga tiket yang dibayarkan memang
sepadan dengan fasilitas yang didapakan. Dengan tiket berkisar 135 ribu rupiah
untuk kelas eksekutif dan 90 ribu rupiah bagi gerbong bisnis di hari biasa, Anda sudah bisa
menikmati nyamannya Limex. Perjalanan yang yang ditempuh kereta degan panggilan
KA Sriwijaya itu cukup panjang. Tidak terlalu terasa karena suasana di luar
jendela Kereta yang gelap gulita. Perjalanan malam membuat hanya sesekali saja
melihat cahaya lampu listrik tertangkap mata dari balik kaca. Mungkin pemandangan
akan lebih menarik jika perjalanan tidak dilakukan di waktu petang. But, over
all this kind of train is not bad. Kurang lebih 12 jam diperlukan KA Limex untuk melintasi dua propinsi di Sumatera ini. Well,
paginya KA sampai di stasiun paling ujung di Sumatera bagian Selatan. Stasiun
Kertapati, yang merupakan stasiun kereta api terbesar di kota empek-empek. Ini ditandai
dengan ujung rel yang terputus dan tidak tersambung lagi.
Regards,
advertisement
No comments:
Post a Comment