Type
G Manual menjadi objek test drive saya waktu itu. Masuk kabin, duduk, pw kan
posisi. Kabin depan maupun belakang terasa lapang. Dashboard juga terlihat
mewah untuk ukuran mobil 100 jutaan, karena memang type G ini sudah lengkap
fitur. Jok yang tidak terlalu empuk dan kulit jok yang belum sintetis membuat
kesan kurang perfect pada interior. Putas tuas kunci, mesin DOHC injeksi pun
meraung. Cukup lembut dan tak ada kesan berisik. Hembusan AC terasa sejuk di
badan. Injkak kopling, putar tuas persneling dan injak gas, goo... Mobil melaju
dengan cukup kalem namun pasti. Meski persneling terasa agak keras, namun masih
bisa ditutupi dengan power steering yang ringan dan mantab. Terlihat ada lampu
hijau menyala di speedometer tanda mobil dikendarai dengan ecoriding. Mobil ini
terasa lincah di perkotaan, namun masih terkesan sedikit ngambang dibanding
kakaknya (avanza). Sayang saya belum bisa mengeksplore lebih jauh. Trek yang
hanya beberapa kilometer dengan lalu lalang kendaraan di pusat kota membuat
eksplorasi akselarasi maupun top speed terganggu. Hanya agility dan riding
feeling saja yang bisa saya dirasakan.
Oiya hingga
saat launching sudah terhitung 500an calon konsumen yang sudah memesan Agya.
Diharapkan dengan even launching ini pemesan akan lebih bertambah banyak lagi.
menurut pengakuan salah satu sales eksekutif toyota Lampung, di gudang Toyota
di Lampung sudah ready stok, barang siapa yang duluan deal dengan data yang
valid, maka akan segera meminang Agya. Kalupun permintaan hingga out of stock,
Toyota Lampung akan segera order ke pabrikan untuk segera dikirim kembali.
Dengan uang panjer sebesar 2 juta rupian anda sudah bisa mengantri untuk
mendapatkan mobil ini. Jadi tunggu apa lagi...
IMHO, jika
mobil LCGC sangat dikhawatirkan untuk membuat macet di kota besar, alangkah
bijaknya jika penyebaran nya difokuskan ke kota-kota kecil. Dengan peraturan
daerah tentunya. Bandar Lampung ini contohnya. Disamping memberikan kesempatan
bagi kalangan menengah ke bawah untuk memiliki kendaraan roda 4, regulasi ini
akan meningkatkan industri otomotif Indonesia. Tapi dengan catatan masalah
“kemacetan” juga mendapat prioritas penting. Semoga berguna...
advertisement
Regards,
yang matik alllusss gan
ReplyDeletewah jd pengen jajal jg
Delete