visit on my page

Thursday, October 2, 2014

Waspada Penipuan Modus Baru (Penemuan Perhiasan)



illustrasi from buruhmigran.co.id

Zaman semakin gila memang. Susahnya mencari kebutuhan hidup bahkan dirasakan oleh sebagian besar dari mereka yang berstrata pendidikan tinggi. Mencari pekerjaan susah, sudah mendapat pekerjaan pun kebutuhan seolah tidak pernah tercukupi. Yah, hingga berbagai macam daya dan upaya pun ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup. Praktek curang alias tanpa norma dan susila pun menjadi halal. Penipuan, pemalakan, perampokan pun jamak dilakukan demi sesuap nasi. Hingga suatu hari saya menemukan “mungkin” salah satu modus penipuan. Mari kita simak


Selepas saya menghabiskan masa cuti saya di kampung halaman, saya melakukan perjalanan kembali ke kota tempat saya bekerja. Yup, rute Semarang – Lampung yang kerap kali saya tempuh dengan bus kali ini saya pecah menjadi kereta api dilanjutkan pesawat. Kerata api menoreh pun sukses saya cicipi untuk pertama kalinya (nanti akan saya review). Dari stasiun pasar senen saya harus menuju bandara soekarno hatta. Sesuai rekomendasi dari teman saya, dari st pasar senen menuju st gambir bisa memakai beberapa pilihan. Bus kopaja, bus trans jakarta, bajaj, atau pilihan terakhir tentunya taksi. saya pun memilih kopaja p20 jurusan pasar senen – lebak bulus untuk menuju ke stasiun gambir yang akan dilanjutkan dengan bus khusus dari stasiun gambir menuju bandara soetta nantinya. Bus kopaja ini ada yang reguler dan ada yang AC, saya sarankan memilih yang AC karena armadanya lebih manusiawi. Bukan soal bus yang akan saya ceritakan tentunya. Namun pengalaman saya saat menuju terminal pasar senen.

Dengan kaos oblong dan celana pendek yang saya kenakan saya pun menenteng sebuah tas ransel besar dan sebuah tas slempag kecil. Mungkin mirip pelancong atau pendatang baru. Tepat saat saya melintas di depan terminal, ada pria paruh baya yang “sepertinya” sengaja mengambil sebuah bungkusan di dekat kaki saya saat berjalan. Sebenarnya saya masa bodo saja dengan peristiwa itu. Hingga pria tersebut seakan “berusaha” berjalan disamping saya sembari menunjukkan barang temuannya dengan sangat berhati-hati (baca sembunyi-sembunyi). “Wah, mas saya nemu ini di sana tadi” kata pria itu setengah berbisik. Saya pun tidak begitu merespon tingkah pria tersebut. Hingga dia menunjukkan bungkusan yang ditemukan dengan tetap berjalan di samping saya. “Emas mas, 6 juta” bisik pria itu lagi dengan menunjukkan sebagian isi bungkusan tersebut. “Diam-diam saja ya mas, nanti kita bagi dua”. Saya pun mulai “tertarik”.
ilustrasi from scofany.com
ilustrasi from indonetwork.co.id
 Dengan sedikit rayuan, saya pun sukses dibawa ke tempat yang aman (baca sepi). Setelah bungkusan kecil itu dibuka, saya melihat plastik kemasan yang biasa untuk menyimpan perhiasan dari toko emas. Di dalamnya ada secarik kertas yang saya tahu itu nota pembelian dengan tulis tangan kurang lebih “toko emas blablabla, 1 buah, 29 gr, Rp 6.500.000,-“ itu saja yang saya ingat. Dan tentu saja 1 buah perhiasan berupa kalung. Tentu fantasi segera bekerja melihat nota berbanderol jutaan itu. Kami pun memikirkan solusi terbaik untuk membagi harta gono-gini tersebut. Pria itu sempat menawarkan untuk dipotong saja dan dibagi 2. Dengan reflek saya pun menolak solusi itu karena jelas akan menghilangkan nilai dari perhiasan. Saat saya tawarkan untuk dijual saja, pria itu gantian menolaknya dengan alasan nota tertanggal hari itu. Karena saya dan dia ada keperluan mendadak, saya harus segera melanjutkan perjalanan dan dia mengaku tergesa-gesa akan berangkat kantor, maka solusi tinggal 2 pilihan.

Yup, dia yang memberikan saya uang dan barang dia yang pegang, atau sebaliknya. Saya sebenarnya tertarik pada solusi pertama, saya diberi uang dan barang silahkan dia yang pegang (toh saya tidak dirugikan namun kurang diuntungkan saja).  Saat kami membuka dompet masing-masing, terkejutlah saya bahwa di dompetnya tidak ada uang sepeser pun. Akhirnya dia menawarkan sebuah solusi yakni barang saya yang bawa, tapi saya harus memberikan jaminan berupa uang yang ada di dompet saya tentunya dengan janji dia akan segera ke kantor untuk meminjam uang sebesar Rp. 3.000.000 untuk kemudian diserahkan kepada saya dan barang menjadi miliknya. Saya pun melayangkan interupsi, bagaimana jika saya tidak usah memberi uang jaminan namun saya ikut ke kantor pria tersebut (sama-sama tidak dirugikan kan?). Namun pria itu menolaknya dengan alasan saya saat itu memakai celana pendek dan haram masuk kompleks kantornya. Wuih, saya pun mulai mencium bau tidak sedap. Kantor yang seperti apa yang mempekerjakan karyawan yang di dompetnya tak ada sepeser uang pun, meski klimis tapi tak menenteng tas atau berkas apapun.

Sekali lagi dia menyodorkan solusi versinya dengan janji tidak akan lebih dari 1 jam dia akan segera kembali. Saya pun bersikeras dengan prinsip saya. Kalau dia ke kantor atau kemana saja saya harus ikut. Akhirnya dengan nada agak tinggi dia berujar “timbang duit 600 ribu saja (uang jaminan saya) dibanding 6 juta (harga perhiasan) tidak mau ngasih, itu tidak ada sepersepuluhnya..., sini barangnya buat gua ajah, wong saya yang nemu kok situ yang mau nguasain”. Jiah... sapa yang mau nguasain, lha wong situ yang bawa-bawa gua ikut terlibat (dalam hati saya). Karena yakin itu sebuah modus, saya pun berucap “ yaudah sono buat lu aja nih”. Tanpa ba bi bu lagi pria itu langsung pergi dengan langkah panjang dan cepat. Saya bengong dengan kejadian yang baru saja saya alami.
ilustrasi form drwox.com
Well, apakah itu salah satu modus penipuan? Menurut saya iya. Tapi belum terbukti selama perhiasan itu dicek keasliannya. Jika itu sebuah penipuan, alangkah gila nya zaman sekarang ini ya. Di tempat keramaian pun niat jahat tetap terpanjat. Saya sendiri hanya bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Jika memang penipuan, syukur lah saya tidak kena. Kalau pun itu bukan penipuan, toh barang itu bukan hak saya. Mungkin ada teman2 yang pernah mengalami juga? Monggo silahkan share dimari...
advertisements


Regards,

waw

3 comments:

  1. itu Modus penipuan gan yang uda di set oleh pelaku & supir angkot gan.

    syukurlah agan di berkati tidak jadi korban tsb.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan. kalo masalah duit memang selalu berhati-hati alias #sensitif buat ane.. hehe

      Delete
  2. http://www.kaskus.co.id/thread/542cc5cc96bde67f328b456d/waspada-penipuan-modus-baru-penemuan-perhiasan

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?