Weekend? Mari kita plesiran. Sudah menjadi ritual keluarga kecil kami tiap weekend untuk refreshing. Mau kemana saja tujuannya bahkan hanya sekedar taman dekat rumah maka jadilah. Tapi kali ini cukup special, kami piknik ke Tegal tepatnya di Guci. Alasannya? Banyak. Okelah saya sebutkan satu satu. Yang pertama jelas karena kami belum pernah ke sana. alasan lain karena memang sudah jarang piknik ke tempat yang agak jauh. Alasan selanjutnya, karena kami kangen naik kereta. Cukup ya alasannya. Sekarang saat nya kita berangkat.
Diawali dari stasiun poncol langkah pertama kami menuju Guci Tegal dimulai. Pesan tiket Kereta Kaligung via online sebelumnya dan berangkat pada hari yang telah ditentukan. Check in, masuk peron dan langsung masuk ke gerbong sesuai tiket. Karena kereta ekonomi, maka ya tempat duduknya alakadarnya. Anak2 justru lebih suka beredar ke sana kemari, dan akhirnya kami tersesat di restorasi. Bangku kosong yang nyaman membuat kami lama nongkrong disana hingga kami sampai di stasiun Slawi. Menurut pemandu wisata kami (baca mbah google) kami harus turun di stasiun slawi untuk melanjutkan perjalanan ke Guci.
Keluar stasiun, jalan beberpa ratus meter hingga sampai pertigaan macam taman gitu, kami nongkrong disana untuk menunggu angkot yang akan mengantar kami ke Guci nantinya. Tidak terlalu lama angkot pun datang. Mari kita melanjutkan perjalanan. Angkot nya standar biasa saja, tidak seperti angkot di tempat agan agan yang interiornya penuh modif dengan audio kelap kelip jeddag jedug jegler itu. Angkot pun membawa kami keluar dari jalan raya dan menjauh ke daerah pinggir (baca menjauhi kota). Cukup lama mungkin hampir 1 jam perjalanan hingga anak wedok pun terkulai lemas dengan mata terpejam di pangkuan ibunya. Sopir pun berujar “Guci turun disini”. Dan yess, akhirnya sampai juga.
Namun ternyata enggak sodara sodara. Kita wajib menumpang satu armada lagi untuk sampai ke Guci. Kami diturunkan di sekitar pertigaan besar dan disanalah kami nongkrong lagi untuk mendapat tumpangan. Baik, mari kita tunggu sambal jajan makanan yang Tegal Banget. Khamir kayaknya namanya. Nah itu angkot nya datang. Wow, cukup emejing saat kami notice bahwa angkotnya itu adalah bak terbuka. Dan, memang seperti itu lah angkot dari sana menuju ke Guci, paling-paling ada dikasih tempat duduk alakadar nya atau bahkan benar-benar kosong gak ada tempat duduk. Baiklah, mari kita tamasya anak-anak. Thanks god, they are cute kidos.
Setelah menempuh perjalanan sekitar hampir 1 jam dengan sejuknya angin alami yang benar-benar dingin, dan pemandangan nya yang adem di mata (sungguh tidak menyesal sama sekali naik armada ini) sampailah pada saat yang bahagia. Tibalah kita di Guci. Sebenarnya cukup banyak spot wisata di sini yang cukup asyik, namun karena memang bukan focus utama kami, maka cukup lah kami masuk ke pamandian umum air hangat yang geratis. Fyi, spot-spot wisata disini ternya bukan pemda yang mengurusi. Pihak swasta banyak yang sudah mengelola beberapa spot. Makanya tiap spot kita diwajibkan membayar tiket untuk memasukinya.
Tempat pemandian air hangat GERATIS ini cukup luas. Tapi sangat ramai pastinya. Namun justru ini pasti sangat menyenangkan. Buktinya anak-anak kelihatan ceria dan sangat menikmati setiap riak air yang mereka mainkan meski lelah setelah menempuh perjalanan yang menguras banyak energi. Thanks god again for this kidos. Setelah beberapa lama, hujan turun memaksa kami untuk naik dari air meski belum terlalu puas bermain di sana. setelah berganti pakaian kami pun menuji warung kecil di sekitar sana untuk sekedar mengisi perut kosong dengan pop mie dan beberapa buah gorengan. Suasana yang dingin sangat kita nikmati dengan kedua menu tersebut. Hujan mereda, kami pun memutuskan untuk pulang. Gak mau masuk ke spot lain? Tidak terimakasih selain bukan tujuan utama kami, Susana semakin dingin dan kami juga mengejar kereta untuk pulang.
Berjalan menaiki tanjakan yang cukup membuat ngos ngosan, sampailah kami di terminal Guci. Nongkrong disana beberapa saat tapi gak ada angkot yang kami tunggu. Ngobrol lah kami dengan petugas dan kebetulan hujan turun lagi. Kami disaran kan agar agak keluar dari terminal untuk mendapat armada yang mengantar kami pulang. Yes, kami sepertinya harus gerilya untuk mendapatkan tumpangan. Syukur lah kami mendapat tumpangan mobil bak terbuka “lagi” namun kali ini prifat. Ya, kami bernegosisai dengan sopir untuk ikut pulang dengan menawarkan bayaran tertentu. Kebetulan atau memang demikian, mobil tersebut adalah mobil yang akan kembali dari membawa barang dagangan yang seblumnya di bawa ke Guci.
Asyiknya sama namun kali ini hanya kami ber 4 di sebuah mobil bak terbuka dan ditambah udara yang lebih dingin dari saat berangkat plus rintik hujan. Semoga anak-anak tidak tepar. Sampai di pertigaan yang tadi saat berangkat, kami diturunkan. Dan pas sekali, saat kami turun ada angkot yang akan menuju ke kota. Rundown berjalan dengan sempurna. Meski lumayan capek, tapi asyik nya sungguh luarbiasa. Alhamdulillah… semoga berguna
Regards,
waw
No comments:
Post a Comment