visit on my page

Thursday, December 20, 2018

Lebaran di Kota Palu - sequel of Ongulara


Karena proyek pekerjaan yang sedang saya kerjakan di desa Ongulara hampir mendekati puasa, maka pekerjaan pun berlanjut hingga puasa dan lebaran. Bahkan kami tidak bisa merayakan lebaran di kampung kelahiran. Tak apalah, ambil pengalaman dan hikmahnya. Akhirnya kami pun memutuskan untuk lebaran di Kota Palu. Meskipun saya harus turun gunung keluar hutan 4 jam perjalanan jalan kaki dengan medan naudzubilah, dan nanti bakalan kembali lagi. Kalau bukan karena lebaran, sumpah ogah banget. Bahkan satu rekan saya pun memutuskan lebaran di hutan karena tidak sanggup jalan kaki bolak balik 2x4 jam perjalanan perbukitan.

Lebaran hanya di hutan berteman nyamuk dan warga lokal sungguh bukan dambaan saya. Mending turun gunung dengan apa saja yang bisa di nikmati. Sore malam takbiran saya baru sampai di rumah pak kepala dusun ongulara sekaligus sebagai basecame kami. Sungguh gak ada aroma lebaran apalagi takbiran. Kayak hari biasa aja gitu. Air sungai surumana mendukung saya untuk merayakan lebaran di kota. cuaca cerah dan air sungai sangat bersahabat, jadi bisa naik rakit perjalanan dari hutan ke ongulara. Praktis tidak bisa berangkat ke kota malam takbiran, karena hari sudah petang. Sumpah tidak ada suara takbiran di Ongulara karena memang mayoritas beragama Kristen.

Keesokan harinya, berusaha pagi sekali kami berangkat ke palu untuk merayakan lebaran. Namun begitu, kami ketinggalan sholat eid, dan hanya bisa mengikuti khutbah di masjid besar Tanampulu. Selesai eid, kami lanjutkan perjalanan. Kami harus singgah di watatu untuk mencari sewaan motor karena motor kami yang kami bawa dari Ongulara tidak layak jalan ke kota Palu. Perjalanan akhirnya berlanjut ke kota Palu hingga siang tiba disana. Berbekal rekomendasi hotel dari pak pendeta Ongulara, kami pun mencarinya. Setelah ditemukan, hotel jauh tidak sesuai dengan yang kami inginkan.

Saya pun improvisasi untuk buka app pemesanan hotel. Dan, lucky us, di pegipegi ada diskon lebaran sebesar 50%. Cus langsung reservasi hotel JAZ di Jl Zebra palu. Hanya dengan 137 ribu kami bisa nginep di hotel yang cukup ternama di Palu.


Hotel ini cukup bagus. Bukan termasuk hotel budget saya kira. Karena sepertinya bangunannya cukup klasik memberi kesan hotel ini sudah cukup lama beroperasi dan menjadi pilihan banyak pengunjung. Terbukti, pengunjung banyak berdatangan dengan mengendarai roda 4 malah. Kamar yang kami dapat standar memang. 2 bed dipan kayu, AC, wastafel, shower, dan TV tabung. Sudah lebih dari cukup mengingat harga yang kami bayarkan. Tidak ada yang spektakuler, semua serba standar. Yang paling mantab adalah, terdapat fasilitas pool yang cukup nyaman di sana. sarapan pun kami dapat seadanya karena mungkin telat masuk café nya. Over all dengan harga yang kami bayar, ini sudah sangat oke sekali.









Rugi rasanya jauh jauh sampai Palu tapi tidak plesiran, apalagi saat itu adalah libur hari raya. Explore perkotaan sudah cukup bagi kami. Sudah sangat membantu membuang penat yang kami bawa dari hutan. Selain itu, explore kota juga akan menjadi pengalaman baru bagi kami, karena baru kali tersebut kita memijakkan kaki di ibu kota propinsi sulawesi tengah.








Ya, memang hanya itu perayaan lebaran kami. stay di hotel, muter-muter kota Palu, dan kemudian pulang. Namun itu cukup melegakan dibanding harus berlebaran di hutan. Terimakasih telah membaca…

Regards

waw




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?