visit on my page

Friday, April 12, 2019

Takstar Hi1200 iem Legend For Classic Audiolover


Berawal dari pelengkapan koleksi saya akhirnya memboyong iem ini. Setelah saya menemukan earbud tervaforit yakni h185, maka saya ‘butuh’ pula memiliki iem. Meski sudah menjadi penikmat earbud, tentunya sensasi iem (in ear monitor) tentunya masih saya dambakan. Isolasi suara iem yang tidak dimiliki oleh earbud tentu menjadi alasan utama saya harus memiliki iem. Bagaimana jika saya sedang sakau desahan raisa sedangkan saya sedang berada di atas kereta yang sedang melaju kencang? Iem pasti lebih proper dibanding earbud. Lalu kenapa saya memilih Takstar Hi1200? Simple saja. Antimainstream. Memang awalnya saya mencari iem yang karakternya serupa dengan earbud edifier H185, namun pencarian saya mengalami kebuntuan karena mungkin barang nya sesuai namun budged kurang sesuai. Yuk kita mulai bahasannya.


Iem ini saya tebus dengan harga 200 ribuan. Sumpel kuping paling mahal hingga saat ini yang saya beli memang. Tapi dengan segala keunikannya saya yakin saya tidak akan menyesal meminangnya. Takstar hi1200 yang saya beli memang bukan dari garansi resmi distributor indonesia. FYI, harga Taktar Hi1200 garansi resmi (overkill) adalah 500k. karena pede saya pakai nya tidak jorok, maka saya putuskan untuk membeli yang non garansi saja. Takstar Hi1200 merupakan iem yang cukup legend di dunia audio kere hore. Meski melegenda, pamor nya tidak se-aduhay KZ series. Meski begitu, jangan remehkan dulu iem yang satu ini. Populasi orang yang mempunyai iem ini tergolong tidak banyak, tidak pula seperti KZ series yang menjadi iem sejuta umat audio kere hore. Merek pun kalah populer dengan Knowledge Zenith. Takstar merupakan produk asli lahir dari negara tirai bambu. Mungkin di negara sana iem ini cukup populer, namun tidak begitu besar gaungnya di negara kita tercinta. Namun begitu, masih banyak para audio lover senior yang menganjurkan iem ini untuk dimiliki. Apa sih istimewanya? Mari kita buka dulu box nya.


Box nya sih kurang dari kesan cantik atau ganteng ya. Sangat sederhana menurut saya. Dari bentuk, gambar, maupun branding tidak futuristik sama sekali. Kesanya norak dan hmmh gitu lah. boxnya putih dengan gambar iem nya di depan dan tulisan TAKSTAR sparkling, serta tulisan dewa yang tidak saya mengerti. Meski begitu, ada satu keunikan dari boxnya. Bagian depan bisa dibuka seperti buku dan sepertinya ada magnet nya yang melekatkan saat tidak dibuka. Saat dibuka kita langsung bisa melihat iem nya dari balik mika transparan. Tapi masih kerasa maksa kalo mau dibilang keren. Kemudian setelah benar2 dibuka, dalamnya ada seperti plastik kaku sebagai tempat iem, surat2 penting (buku panduan dan kartu garansi), eartips yang dimasukkan ke dalam plastik obat apotik, dan yang bikin mantab adalah pounch yang disertakan didalamnya cukup tebal dan bukan kaleng2. Eartips yang disertakan termasuk lengkap. Ada 6 pasang termasuk yang sudah tertancap di iem nya. 3 pasang ukuran S M L biasa, dan 3 pasang ukuran S M L double flage.



Kita runut build qualitynya saat mengeluarkan iem dari kandang nya, yang saya notoce pertama adalah kabelnya. Kecil dan tipis. Masak iem ratusan ribu kabelnya kayak gini. Mungkin kualitasnya setara dengan kabel bawaan earbud edifier H185. Tapi, meski tipis, durability nya cukup baik, dan bahannya dari karet yang bukan kaleng2. Jack nya bertype straight namun sudah gold plated. Jacket dari jack nya pun terbuat dari karet yang sama dengan jacket kabel. Jacky nya juga tidak kalah mungil dengan kabel nya, tapi sekali lagi durability nya bisa dipertanggungjawabkan kok. Panjang kabel nya standar 1 meter lebih dikit. Tapi sekali lagi kejadulan saya temukan yakni kabel nya panjang sebelah, dan perbedaan panjang nya sangat ketara sekali. Mirip earphone jaman dulu lenbih tepatnya satu klan dengan vido. Beranjak ke splitter. Lagi2 tiak ada yang spesial disini. Dan sekali lagi mirip dengan edifier H185 karena ada splitter yang bisa berjalan untuk menyesuaikan panjang kabel yang dibutuhkan. Bergeser ke atas, saya menemukan adanya tombol dan mic di sebelah kiri (kabel yang tidak panjang). Tombolnya cukup clicky dan empuk. Mic nya belum saya coba secara kualitas. Namun bentuk nya lagi2 super jadul. Menuju ke intinya inti. Di pangkal housing tempat masuknya kabel ke housing saya temukan karet yang cukup kuat untuk melindungi kabel dari kerusakan. Disana tercetak branding ‘takstar’ di satu sisi dan ‘hi1200’ di sisi lain. Bagus sih pengerjaan detailnya. Nah, yang paling terasa beda dengan yang lain adalah housingnya terbuat dari kayu. ya, benar2 kayu yang diberi finishing kayu banget ditambah ukiran menyerupai sayap. Belakang driver ada penanda kanan atau kiri yang ‘seperti’ terbuat dari stainless. Dari housing kayu ke arah nozzle nya pun terbuat dari bahan yang sama.  Entah ini terbuat dari stainless benar atau tidak yang jelas saat saya rasakan tidak dingin. Nozzle nya cukup besar dan terdapat saringan di ujung lubangnya. Overall secara desain saya suka kecuali bagian set kabel nya. Mungkin akan saya recable suatu saat nanti.



Bagaimana dengan suaranya? Apa pantas dihargai sekian ratus ribu rupiah?
BTW saya berimpresi disini atas dasar kuping saya sendiri. Beda lubang telinga tentu beda rasa. Saya menggunakan DAP Zishan Z3 dengan OPAMP OP27 terpasang.
LOW. Bass nya deep dan punchy namun ekornya tidak terlalu panjang. Secara kuantitas termasuk besar. Saya sebagai mantan basshead merasa sedikit berlebih bassnya. Lalu saya pasang eartips double flange. Bass nya malah semakin besar dan berekor cukup boomy. Kemudian saya pasang spinfit c100. Bass nya masih cukup besar namun disini tekstur nya lebih enak dan terkontrol.
MID. Untuk vocal tidak terlalu maju. Sedikit berada dibelakang bass dan treble nya. Namun artikulasi penyanyi masih jelas terasa. Tidak mendem dan masih cukup lantang dan lembut masuk ke gendang telinga. Namun jika dipasang eartips double flange, seketika vocal nya jadi maju dan cukup nyerang. Dengan spinfit lagi-lagi mid nya lebih terkontrol dan bebas dari sibilance. FYI dengan double flange masih kerasa sibilance.
HIGH. Disini dengan pakai eartips manapun high nya kerasa 11 – 12. Namun di spinfit memang terasa lebih refine sedikit keluar dibanding eartips bawaan. Karakter high nya tidak terlalu extend namun detailnya masih baik. Micro detail pun acap kali keluar di iem Takstar Hi1200 ini.
TEKNIKALITAS. Separasi nya overall baik di kelasnya. Stage nya bagus sekali menurut saya. Tidak terasa sempit sama sekali. Namun saat saya pasang eartips double flange, separasi dan stage terasa menurun. Entah karena banyak bagian terboost atau bagaimana. Secara keseluruhan teknikalitas akan sangat terasa refine dan balance jika menggunakan eartips Spinfit CP100. Untuk power, iem ini tidak terlalu susah didrive namun butuh volume sedikiit dinaikkan untuk mengeluarkan segala potensinya.


CONCLUSION. Takstar Hi1200 ini desainnya unik dan antimainstream. Dan itu lah salah satu alasan utama saya membeli nya. Namun kualitas kabel memang butuh penanganan khusus agar awet. Teknikalitas iem ini menjadi salah satu daya tarik. Soundstage yang luas untuk iem di kelasnya, separasi yang mumpuni, clarity dan detail yang tidak malu-maluin membuatnya pantas disandingkan dengan iem menengah keatas lainnya. Bass yang cukup besar pasti menjadi idola basshead. Namun untuk basshead akut sepertinya kurang nampol bassnya. Untuk anda yang suka desain unik, teknikalitas suara yang oke, vocal dan trebel yang pas, serta bass yang punchy, jangan ragu untuk membeli iem Takstar Hi1200. Namun bagi anda yang suka sesukanya memakai iem, jangan beli deh, kabelnya nyamari. Bass hater sebaiknya juga jangan dekat-dekat dengan iem ini. Vocal lover masih bisa dicoba namun jika anda adalah treble lover pasti anda akan merasa kurang porsinya. Untuk selera saya sendiri sih teknikalitas no comment, bass kalau bisa dikurangi sedikit, treble ditambah sedikit, pasti akan menjadi iem idola saya. Tapi dengan kondisi seperti ini dengan menggunakan eartips spinfit cp 100 sudah memuaskan saya.
Salam audio, semoga berguna..

Regards,

waw

















No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?