Sungguh
bikin geleng kepala kalu melihat ulah para penerus bangsa kita tercinta kita
ini. Entah saking fanatiknya dengan motor atau memang jiwa muda yang identik
dengan adrenalin tinggi. Yang jelas kegiatan yang banyak merugikan daripada
menguntungkannya ini kerap menjadi favorit para remaja kita. Ajang balap liar acap
kali terjadi di berbagai daerah. Bahkan dengan adanya waktu jeda untuk menunggu
buka puasa (baca ngabuburit), malah semakin membuat pembalap muda amatiran
tersebut keranjingan.
Hal
yang masih manusiawi memang, jika para pemuda menyukai balapan. Namun hendaknya
tahu waktu dan tempat. Selain merugikan para pengguna jalan dan warga sekitar,
sudah pasti merugikan diri sendiri. Berpacu kecepatan diatas sirkuit dadakan dengan
safety gear apa adanya dan tanpa didampingi para ahli, tentu akan menimbulkan
resiko yang tidak lah kecil. Cedera kecil sampai kematian siap menteror kapan
saja. Apalagi kegiatan tersebut dilakukan pada saat umat islam merayakan bulan
keberkahan. Sungguh sebuah tindakan yang harus difikirkan berulang kali.
Bukan
hanya oknum yang suka menggeber motor diatas jalan raya, namun para penikmat
setia juga turut andil mensukseskan ajang yang seharusnya bertempat di sirkuit
ini. Selain balap liar, bentuk ajang yang serupa seperti free style yang digelar diatas jalanan umum juga menimbulkan virus “alay”
di jagat permotoran pemuda Indonesia ini. Saya yakin, para pemuda alay jalanan itu
sedikit banyak terinspirasi oleh aktor-aktor jalan raya tersebut.
Semoga
berguna…
Regards,
Waw
Gambar
dari google search
ndlosor kapok...
ReplyDeleteSadis amat gan
Delete