visit on my page

Friday, June 7, 2013

KA Rajabasa Ekonomi AC Paraaah

(semboyan35.com)
Setelah sebelumnya saya posting tentang KA Eksekutif di Sumatera bagian Selatan, Saya akan sedikit berbagi pula mengenai kereta ekonominya. Saya dan istri memang sudah berencana untuk menghabiskan pergantian tahun di kota tempat markas kesebelasan Sriwijaya itu. Berbekal nekat (karena belum pernah ke sana sama sekali) kami berdua pun berangkat dengan menggunakan Kereta api andalan Lampung LIMEX. Yup, singkat kata kami habiskan tahun baru di sana dan pulang dengan menggunakan kereta ‘lagi’. Karena LIMEX sudah sold out (untung saat berangkat masih kebagian), maka kami pun memilih KA Rajabasa Ekonomi AC. Tentunya dengan harapan jauh lebih oke dari yang ekonomi biasa karena memang perbedaan harga tiket keduanya sangat jauh.

Karena takut kehabisan tiket, bergegaslah berangkat pagi-pagi buta ke Stasiun Kertapati. Kami pun diantar oleh teman kost istri sewaktu kuliah dulu (makasih bundoo). Ternyata pukul 07.00 calon penumpang sudah berjejal di depan loket. Saya pun langsung ambil tempat paling belakang untuk ikut mengantri. Yah, karena panjangnya antrian, baru lah tiket didapat setelah 1 jam kemudian. Dan, beberapa menit lagi kereta akan take off, langsung masuk peron clingak-clinguk mencari armada. Berharap mendapat KA yang seperti di DAOP Jawa, bukan KRL tapi setidaknya seperti PRAMEX (Jogja – Solo). Harapan itu sirna ketika menemukan gerbong kereta sesuai tiket kami. Yu, KA Rajabasa Ekonomi AC yang kami jumpai adalah memang selayaknya KA Ekonomi seperti halnya KA Ekonomi model Tawang Jaya. Lalu AC nya mana? Sebentar.

 
Interior seperti halnya KA Ekonomi di Jawa (seperti tawang jaya, matarmaja, dll) yang sama penuh sesaknya. Sesuaikan nomor kursi dengan tiket, duduk, dan nyantai sejenak. Lhaa... kok panas, AC mana AC?? Daaan... tepok jidat saat mendongakkan kepala. AC rumahan biasa (AC ruangan) nangkring tanpa dosa di sela-sela bagasi atas kereta. Sejenak kemudian datang petugas kereta dengan membawa remote dan bertanya pada para penumpang “AC nya kurang dingin ya”?? sontak saya dan istri berteriak “iya” karena memang kami masih gobyos keringat. Eee penumpang lain di ujung sana berceloteh “udah dingin buanget gini kok”. Tepok jidat meneh... Ya otomatis kita orang yang mepet jendela (tidak kena hembusan AC) masih merasa panas dan mereka yang langsung terkena hembusan AC secara telak pasti menggigil. Wah, parah ni AC... Eh, wah parah nih kereta..
 
Bukan hanya itu saja yang bikin nyesek di dada. Harga yang kami bayarkan jauuuuuuuuh lebih mahal dari tiket KA Rajabasa Ekonomi biasa. Dengan membayar hampir 5 kali lipat, kami mendapat fasilitas yang sama persis hanya bedanya kita dapat AC yang ‘parah” tadi. Sungguh amat sangat tidak rekomended. Kalo mau naik KA Rajabasa, mending naik yang biasa aja sekalian. Well, namun pengalaman ini bukan untuk disesali namun buat pembelajaran dan kenangan yang sangat berharga dan tak kan terlupakan. Mau ke palembang? Lebih baik jangan naik KA Rajabasa Ekonomi “AC” deh...
Maaf, saya tidak lampirkan banyak foto karena ilfil buat ngambil gambar interiornya..

Regards,


Advertisement
-->

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?