visit on my page

Monday, June 18, 2012

Pantai Mutun dan Pulau Tangkil yang masih menyimpan sejuta pesona


Hahai... Saya akan sedikit berbagi pengalaman our vacation bersama my huni di salah satu pantai di penghujung pulau sumatera tepatnya di kota Bandar Lampung. Yup ternyata di kota tersebut terdapat sebuah lokasi wisata andalan berbasis alam air yang biasa kita sebut pantai. Namanya pantai Mutun. Pantai ini cukup tersohor seantero kota. Walaupun demikian masih banyak orang luar kota apalagi luar pulau sumatera yang masih awam dengan nama tersebut. Cukup memberikan keceriaan di tengah kepenatan pekerjaan kantor yang lumayan bikin pening kepala. Ditambah lagi sudah saking lama tidak bersua dengan deburan ombak dan sejuknya angin pantai. Saya akan sedikit bercerita pengalaman saya mengunjungi salah satu objek wisata sudut di kota yang terletak di paling ujung bawah pulau sumatera ini. Tentang bagaimana menuju sana, ada apa aja disana, dan segala sesuatu tentang Mutun.

Jalanan berkelok menuju Pantai Mutun
Tikungan masuk ke lokasi
Seperti yang saya katakan diatas, bahwa pantai Mutun terletak di suatu bagian dari kota Bandar Lampung. Tepatnya di Kec. Punduh Pedada Kab. Pesawaran (Walaupun terletak di Kab Pesawaran namun Pantai ini terkenal berada di Bandar Lampung). Perjalana menuju kesana cukup mudah kalau kita start dari pusat kota Bandar Lampung. Cari jalan menuju Lempasing (tanya penduduk kalo masih buta daerah Bandar Lampung). Perjalanan tidak akan merenggut waktu anda lebih dari 30 menit jika jalanan tidak macet. Jalan yang berkelok2 memberi nuansa tersendiri untuk mencapai sana. Pelankan laju kendaraan Anda jika sudah melewati tempat pelelangan ikan di Lempasing, karena tidak jauh lagi tikungan yang agak terjal menyambut Anda untuk berbelok ke arah kiri. Sesaat setelah belok Anda langsung berjumpa tempat tambak yang tidak terlalu luas, namun itu bisa menjadi patokan kalau Anda tidak tersesat. Kemudian silahkan menyusuri jalan pedesaan yang dipenuhi tanah tandus di samping kanan kiri. Tidak sampai 10 menit dari sana Anda akan menemukan tempat yang Anda cari2 yakni Pantai Mutun.
Jalan menuju Pantai
Kanan kiri dihiasi pemandangan seperti ini

Pintu tiketing
Jangan khawatir dengan harga karcis yang ditawarkan, karena sangat terjangkau. Satu motor kita hanya dipungut biaya Rp. 10.000,- demikian juga untukmobil yang masuk. Namun jika kita masuk ke lokasi tanpa kendaraan, kita diwajibkan mengeluarkan uang Rp. 5.000,- per kepala. Dengan duit segitu kita bisa menikmati pantai sepuas kita.
Parkir mobil saat liburan
cotage yang disewakan
Dan ternyata, saat hari libur, banyak juga pengunjung yang memilih mengajak keluarga tercinta untuk mengunjungi pantai ini. Di sekitar pantai banyak disediakan cotage2 untuk sekedar duduk2 atau menikmati bekal makanan dari rumah. Eits... cotage tersebut tidaklah cuma-cuma, kita dipungut pajak atas pemakaian cotage sebesar Rp. 50.000,- (WAW... sungguh harga yang tidak manusiawi).
Ini dia Pantai Mutun
Bersiap menuju Pulau Tangkil
Sampai di lokasi pantai kita langsung disambut gulungan air asin yang tidak terlalu besar (karena ini memang bukan pantai samedera namun  malah berhubungan langsung dengan selat sunda). Namun yang menjadi pemandangan yang agak berbeda dengan pantai pada umumnya yakni banyaknya perahu yanga dapat disewa disana. Yap, perahu taksi istilahnya disini. Kita bisa menyewa untuk bersedikit atau berbanyak orang sesuai kehendak kita asalkan memberi imbalan rupiah kepada penarik taksi tentunya. Tarifnya tidak terlalu mahal kok, masih dibawah angka psikologis 50 ribu tergantung keluwesan bibir untuk menego. Banderol segitu bukan hanya diantar saja, namun sekalian untuk dijemput. Lah ngomong2 tu taksi pada mau nganter kemana? Diujung sana ternyata ada pulau kecil yang dinamakan Pulau Tangkil. Salah satu pulau kecil yang menyimpan pesona. Jaraknya hanya sekitar 10 menit perjalanan menggunakan "taksi" perahu.
Pulau Tangkil terlihat dari perahu
Pantai Mutun terlihat dari perahu

Kapal2 Besar di pelabuhan Panjang yeng terlihat

Salah satu sudut Pulau Tangkil

Perairan dermaga Pulau Tangkil
Sayapun tak menyiakan waktu untuk membuktikan pesona Pulau Tangkil. Dengan menyewa "taksi" Rp. 40.000,- yang hanya untuk 2 orang (andaikan bawa banyak orang). Benar saja setelah tidak sampai 10 menit, perahu taksi yang kita sewa pun sandar di pulau tersebut. Dan 1'st impression... Biasa Aja Tuh... Namun lumayan lah untuk menghapus lara karena jarang piknik. Pasir putih yang 'cukup' bersih terhampar didepan mata. Tak sabar rasanya untuk menyeburkan diri ke laut... Dan tanpa menanggalkan pakaian langsung dah nyemplung mak plung... Shocked banget setelah melihat di dasar air... Sampah bertebaran disekitar kaki berpijak. Tapi apa boleh buat. sudah kepalang tanggung. langsung saja berenang dengan penuh semangat.
Pulau tangkil dengan pasir putihnya

Sayang pantainya "agak kotor"

Kotor banget ya?

FLOATING

Ada bagian yang bersih juga kok
Andaikan semua bagian pantai seperti ini
Puas berenang-renang, saatnya makan... Karena memang berncana piknik kamipun tak lupa untuk membawa bekal alakadarnya (masakan huni). Dan sungguh nikmat makan saat cape, laper, apalagi sambil melihat air yang terus berlari terbawa arus angin. Sudah pasti kita lesehan diatas pasir daripada kehilangan uang Rp. 50.000,- untuk cotage yang tak segitu oke itu (di Pulau Tangkil juga disediakan cotage dengan tarif yang sama dan rupa yang tidak jauh beda). Setelah menikmati makan siang yang tiada tara, tak lupa acara wajib yakni muter2 sambil poto2. Disela2 ritual jalan2 dan pengambilan gambar, kami dikagetkan dengan banyaknya sampah di area pantai. Wuh... parahnya sampah tersebut adalah sampah yang paling sulit terurai alam yakni sampah plastik. Sempet ngelus dada juga melihat pemandangan memilukan itu. Oiya karena mungkin obyek wisata ini bukan milik pemerintah daerah melainkan menjadi kepemilikan orang mungkin menjadikan Pantai Mutun dan Pulau Tangkil "agak" tidak terurus dengan semestinya.
Abadikan momem dulu
Buat bukti otentik kalo pernh ke sini
Wow Sampah Plastik...
Sampah lagi mas bro...
Dan Lagi...
Cotage Rp. 50.000,-
Tak terasa waktu cepat berlalu. Tiba saatnya waktu kesepakatan dengan bapak "taksi" untuk menjemput kami. Dan memang bapaknya sudah stanby menunggu kami yang masih merengek untuk satu atau dua jepretan lagi.
Bapak "taksi" sudah menjemput
Tiba di Pantai Mutun kembali. dan kami pun tersentak dengan hiruk pikuk para pelancong yang mengumbar keceriaan bersama teman dan keluarga. Ada yang kumpul2 sambil makan bekal yang sudah diboyong dari rumah, ada yang berteriak2 karena di tarik speedboad (yup disana juga ada banana boat dan jetsky). Sungguh ikut senang juga melihat keceriaan mereka. Kalo kalian tidak mau pulang dengan tangan kosong, ada "toko" yang menjajakan cindera mata kok.
Persewaan Ban
Ada yang main banana boat
Piknik keluarga apa arisan yah?
another cotage
Wah ada Spot buat anak2
Jual aneka cinderamata
Mau ikut main?
Aseek...
Hufh... Piknik yang lumayan mengesankan. Setidaknya segala penat dan suntuk hilang seketika. Objek wisata yang sebenarnya punya potensi tinggi jika dikelola dan dijaga dengan sepenuh hati. Yup Pantai Mutun dan Pulau Tangkil yang masih menyimpan sejuta pesona.

Regards,

waw

Link Terkait :

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

whats in your mind?